Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

GERAKAN "BUKA HATI"

Rita Cleuren (kanan)  dan seorang anggota Keluarga Awam Chevalier Pada 23 november 2018, Setelah sarapan pagi, pater Hans Kwakman, MSC mengajak saya untuk melihat mobil Renault yang akan kami gunakan untuk perjalanan ke Belanda pada awal bulan Desember 2018. Intinya   untuk mengisi cairan pembersih kaca. Setelah itu, saya masuk ke ruang kerja saya. Saya membuka email untuk hari ini . Wah ternyata ada bingkisan kisah menarik dari Rita Cleuren, sahabat “Keluarga Chevalier” di Belgia. Dia menulis kisah menarik keluarga Chevalier di sana. Menurut Rita, Awam Chevalier di Belgia berubah nama menjadi “ Open Heart Movement ”. Dalam gerakan itu, mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan   kepada diri sendiri: Seperti apakah hidup dengan “Open Heart”? Apakah saya menjalani kehidupan seperti itu? Bagaimana Yesus melakukannya? Dan apakah saya, atau apakah kita sedang bergerak? Gerakan “Hati yang terbuka di Belgia” terinspirasi dari semangat Paus Fransiskus . Sejak hari dia terpilih,

DOA BAGI KAUM BERIMAN YANG SUDAH MENINGGAL dalam suasana DINGIN yang MENUSUK KULIT-

Issoudun, France--Awal Bulan November 2018 Dedaunan kuning dan aneka warna lainnya menghiasi pohon-pohon dan mulai berjatuhan mempercantik suasana musim gugur yang memperlihatkan keagungan sang Pencipta. Lebih lagi cuaca dingin mulai terasa menusuk kulit, apalagi kalau tidak memakai pakaian yang tebal. Begitulah keadaan alam awal bulan november tahun ini di tempat saya bermisi.  Yah...awal bulan november ditandai dengan cuaca dingin di Issoudun. 1 november 2018, pada pukul 15h00, anggota komunitas MSC Issoudun menuju ke tempat pemakaman Issoudun untuk mengunjungi para konfrater MSC dan para suster FNDSC yang sudah mendahului ke rumah Bapa di surga.  Cuaca dingin tidak memudarkan semangat kami untuk berdoa bagi mereka. Sungguh ini adalah ekspresi iman dan juga ekspresi persaudaraan sebagai anggota "Keluarga Chevalier" bahwa kita bersaudara sekarang dan selama-lamanya; dalam untung dan malang; saat kita hidup dan kita meninggalkan dunia ini

BINCANG-BINCANG BERSAMA P. BERN TETHOOL, MSC MENGENAI MISI GEREJA KATOLIK DI JEPANG

Foto 1-P. JOSEPH BERNARDUS TETHOOL, MSC Misionaris Hati Kudus telah hadir di Jepang sejak tahun 1940-an. Karya Apostolat MSC di negeri Sakura ini meliputi; Gereja Katolik Johokubashi, Gereja Katolik Fukui,   Gereja Katolik Gifu, Pusat Mikokoro dan Taman Kanak-Kanak Nagoya, serta Tenshi Kindergarten Gifu. Karya misi MSC di Jepang dibawa tanggung jawab provinsi MSC Australi a. Untuk para MSC, kebanyakan yang berkerja di Jepang adalah para MSC dari Indonesia. Di antaranya adalah P. Joseph Bern Tethool, MSC. 26 tahun sudah pastor Bern, MSC bermisi di Jepang. Imam MSC asal Provinsi Indonesia ini sudah mengenal seluk beluk dan perjuangan misi gereja katolik di Jepang. Ada banyak kisah. Imam yang murah senyum ini menuturkan bahwa misi di Jepang menuntut banyak energi, semangat, dan tentunya “CINTA.” Kalau tidak ada unsur-unsur ini, sudah pasti si misionaris akan minta kembali ke tanah air asal yang lebih confort. “Bayangkan saja, untuk mengerti Bahasa Jepang, saya butuh waktu bertah