Langsung ke konten utama

DOA BAGI KAUM BERIMAN YANG SUDAH MENINGGAL dalam suasana DINGIN yang MENUSUK KULIT-



Issoudun, France--Awal Bulan November 2018
Dedaunan kuning dan aneka warna lainnya menghiasi pohon-pohon dan mulai berjatuhan mempercantik suasana musim gugur yang memperlihatkan keagungan sang Pencipta. Lebih lagi cuaca dingin mulai terasa menusuk kulit, apalagi kalau tidak memakai pakaian yang tebal. Begitulah keadaan alam awal bulan november tahun ini di tempat saya bermisi. 


Yah...awal bulan november ditandai dengan cuaca dingin di Issoudun. 1 november 2018, pada pukul 15h00, anggota komunitas MSC Issoudun menuju ke tempat pemakaman Issoudun untuk mengunjungi para konfrater MSC dan para suster FNDSC yang sudah mendahului ke rumah Bapa di surga. 

Cuaca dingin tidak memudarkan semangat kami untuk berdoa bagi mereka. Sungguh ini adalah ekspresi iman dan juga ekspresi persaudaraan sebagai anggota "Keluarga Chevalier" bahwa kita bersaudara sekarang dan selama-lamanya; dalam untung dan malang; saat kita hidup dan kita meninggalkan dunia ini ke rumah Bapa.

Pada pagi hari, saya mendapat giliran untuk memimpin misa di komunitas para suster FNDSC. Pada hari ini perayaan ekaristi tepat pukul 11h00 siang. Sebelum pukul 11h00, saya mengayunkan langkah menuju komunitas para suster tersebut. Saya singgah sesaat di sakristi basilika Bunda Hati Kudus Issoudun untuk mengambil jubah milikku. 

Di sakristi saya berpapasan dengan vicaris generel keuskupan agung Bourges, Romo Eric VIncon, Pr. Dia sebenarnya hanya ingin merayakan misa di basilika Bunda Hati Kudus, dan setelahnya dia melanjutkan perjalanan ke Chateroux. Kami bersalamaman.  Saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan memimpin perayaan ekaristi di komunitas para suster FNDSC. Dia meminta kepadaku kalau berkenan dia bisa ikut ke komunitas tersebut. Tentu permintaan itu saya sambut dengan senang  hati. Kami bersama-sama menuju komunitas para suster. Saya pun menawarkan kepadanya agar dia saja yang memimpin misa dan saya yang memberikan khotbah. Permintaan saya disetujui. Dan jadilah, dia dan saya merayakan perayaan ekaristi di komunitas para suster FNDSC yang letaknya tidak jauh dari basilika Bunda Hati Kudus. Itu adalah komunitas para suster tua. Mereka tidak bisa bergabung misa di basilika karena faktor usia. 


Di basilika Bunda Hati Kudus, misa juga berlangsung pukul 11h00. Yang memimpin perayaan ekaristi adalah P. Gerard Blattmann, MSC. Para konfrater lainnya juga memimpin misa di beberapa tempat berbeda di sekitar Issoudun, maklum hari adalah perayaan "toussaint" atau Hari Raya Semua Orang Kudus. Hari raya ini mula-mula dirayakan di lingkungan Gereja Timur untuk menghormati semua saksi iman yang mati bagi Kristus dalam usahanya merambatkan iman Kristen. Di lingkungan Gereja Barat, khususnya di Roma, pesta ini bermula pada tahun 609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon, yaitu tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi, menjadi sebuah gereja. Gereja ini dipersembahkan kepada Santa Maria bersama para Rasul. Dahulu di Roma hari raya ini biasanya dirayakan pada hari minggu sesudah Pentekosta. Lama kelamaan pesta ini menjadi populer untuk menghormati para Kudus, baik mereka yang sudah diakui resmi oleh Gereja maupun mereka yang belum dan yang tidak diketahui.


ISSOUDUN, awal bulan November 2018...
yongki wawo, msc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug