Setelah selama setahun bekerja
sebagai tenaga sukarela Missionnaire Etrangers de Paris di Tanjung Pinang, Mr. Augustin Caratgé berkesempatan berlibur di Flores. Dia juga sempat mampir ke salah satu
tempat wisata terkenal di pulau Flores yakni Danau Kelimutu-Flores. Saat itu ada beberapa anak Flores
yang minta untuk selfie dengannya. Ketika berkenalan mereka mengatakan bahwa
salah seorang teman mereka, yakni (saya) bekerja di Perancis. Mereka menyebut
secara tepat kota Issoudun. Akhir-akhir ini saya baru tahu, ternyata yang minta
foto dengan Mr. Augustin adalah Romo Yanto, Pr serta beberapa OMK dari paroki
asal saya.
Belum
lama Mr. Augstin tiba di Perancis setelah bekerja di Tanjung Pinang. Ternyata data
sederhana dari romo Yanto, membangkitkan niat yang tulus dari Mr. Augustin
untuk berkenalan dan datang menjumpai saya di Issoudun, tempat di mana saya
bertugas saat ini. Dia langsung mencari tahu alamat saya, lewat situs
internet-secara khusus dia mulai kontak situs internet MSC Provinsi Perancis-Swiss.
Yang terima pesannya adalah P. Gilbert Bonnermort, MSC.
Si Augustin menulis kurang lebih begini : » Selamat pagi. Saya adalah Augustin Caratgé dan saya kembali lagi ke Paris setelah selama setahun bekerja sebagai tenaga sukarela bersama dengan les Missions Etrangères de Paris. Saya ingin tahun nomor telepon salah satu pastor asal Indonesia yang bernama Yongky Wawo. Saya berjumpa dengan beberapa umat asal parokinya di Pulau Flores. Saya akan sangat senang berjumpa dengannya sambil mempraktekan bahasa Indonesia saya. Terima kasih… Augustin Caratgé
Pesan
di atas diteruskan kepada saya. Dan komunikasi pun berlanjut. Baru-baru ini, pada hari hari Sabtu, 28 Juli
2018, pukul 13h00 saya bertemu dengan Augustin Caratgé. Bersama
orang tuanya dia hendak ke Toulouse-Perancis selatan. Sejak pagi mereka sudah
mulai perjalanan mereka dari dari Paris. Mereka mampir di Issoudun untuk sekedar « bakudapa »
dengan saya. Pertemuan yang luar biasa, ada canda tawa, berkat
beberapa anak Flores yang minta selfie dengan Mr. Augustin.
Dia
banyak cerita mengenai Indonesia dan Flores pada khususnya. Dia merasa sudah “jatuh
cinta” dengan kebaikan orang-orang Indonesia. Kesederhaan dan keterbukaan, keramahtamahan
dan murah senyum membuatnya betah tinggal di Indonesia. Dia merasa diterima
dengan baik di Indonesia. Inilah kualitas-kualitas yang sudah hilang di
negara-negara maju karena sudah terkikis abis oleh semangat isme-isme, seperti
indeferentisme, hedonism, egoisme dan lain-lain. Benar bahwa walau kaya raya,
namun kalau tanpa relasi otentik membuat hidup kita merasa kering dan hampa.
Saya
ingat juga pesan Bahasa adat daerah saya di Flores:” Ngara kita tau pawe tii ata reu, ke napa ana embu kita ta mera ena nua
ata, ata pisi tii, ata tau pawe mogha tii ana embu kita.” Artinya: “Kalau
kita berbuat baik untuk orang asing, itu membawa berkat juga bagi anak cucu
kita kelak ketika mereka berada di tanah asing.” Inilah hukum emas atau golden
rule yang juga diajarkan dalam semua agama yakni “Perbuatlah kepada orang lain,
seperti kamu inginkan orang lain berbuat kepadamu'. Dan juga 'Janganlah berbuat
kepada orang lain, seperti yang tidak kamu inginkan orang lain berbuat
kepadamu'. Inilah pesan dari cerita singkat ini.
Pesan lain dari cerita dan pengalaman ini adalah: Ketika
hati kamu terbuka untuk semua hal baru dalam hidupmu, kamu akan menemukan
sahabat baru. Pada
awalnya, kamu tidak mengenal mereka dan mereka bukanlah seseorang untukmu. Seiring
dengan kehidupan, ketetapan hatimu akan terbalut dalam sebuah persahabatan. Wajah
wajah asing itu akan seketika menjadi orang-orang yang berpengaruh bagi
kehidupan anda.
Augustine Caratgé atau yg kami sapa dengan nama PONIJAN. Adalah teman sekaligus tetangga yg baik. 1 tahun bertetangga serasa kurang. Pribadi yg baik. Semoga nantinya kami bisa bertemu dengan PONIJAN lagi. Salam dari TanjunTanjung kota gurindam...
BalasHapus