Langsung ke konten utama

PESONA BUNDA HATI KUDUS MENARIK BANYAK PEZIARAH KE ISSOUDUN



"Issoudun tetap jadi tempat ziarah yang menarik perhatian umat Katolik Perancis"Sejak 8 September 1869, para peziarah datang ke Issoudun untuk berdoa kepada BUNDA HATI KUDUS. 


Hari ini saya tergerak untuk menulis artikel mengenai “Bunda Hati Kudus”. Di Indonesia, gelar Bunda Hati Kudus mungkin sudah agak jamak, dan tidak asing lagi. Namun tak dapat dipungkiri bahwa mungkin belum banyak yang tahu sejarah dan makna di balik gelar itu.


Gelar Maria Bunda Hati Kudus diberikan oleh P. Jules Chevalier, pendiri tarekat MSC dan suster PBHK. Dia ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 14 Juni 1851, di Bourges-Perancis. Setelah  berkarya di tiga tempat berbeda di keuskupan Bourges yang luas sebagai pastor rekan (Ivoy-le-Pré, Châtillon-sur-Indre dan Aubigny-sur-Nère), dia kemudia menerima nominasi untuk bekerja Issoudun-Perancis tengah Pada bulan September 1854.


Dia tiba di Issoudun pada bulan Oktober 1854 dengan salah satu temannya, Emile Maugenest. Keduanya suka mengingat mimpi mereka sebagai seminaris dan cita-cita misionaris mereka. Mereka memutuskan untuk berbicara dengan pastor paroki Issoudun, Pastor Crozat, yang menyetujui cita-cita mulia dan janji mereka membantu dan mendukung. Saat itu tidak lama lagi akan ada proklamasi dogma MARIA DIKANDUNG TANPA NODA pada, 8 Desember 1854. Di Issoudun, mereka mempersiapkan diri dengan novena. Pastor Chevalier menulis kontrak dengan Perawan Maria di mana dia menetapkan bahwa dia akan menghormatinya dengan cara khusus jika Bunda Maria memberikan tanda untuk mendukung proyek misionarisnya.


Pada tanggal 8 Desember 1854, pada akhir novena, setelah Misa, seseorang datang kepada pastor Jules Chevalier dan  menjanjikan sumbangan sebesar 20.000 franc untuk misi, tanpa perincian lebih lanjut. Maria telah menanggapi permintaannya dengan baik! "Kamu adalah utusan Surga. Melalui Anda bahwa Perawan Tak Bernoda menjawab doa kami pada hari ini! Kata Pastor Chevalier kepada orang itu. Dia mencari kesempatan untuk berbicara Uskup Agung untuk mendirikan kongregasi  misionaris yang selalu dimimpikannya. Tetapi dewan episkopal kurang mendukung, sehingga uskup  meminta waktu untuk refleksi. Akhirnya, toh uskup mengakui intervensi dari Providence dan menerima proyek Pastor Chevalier.


Pada awal September 1855, komunitas pertama Misionaris Hati Kudus (MSC) diberkati oleh vikjen Bourges di sebuah rumah sederhana yang tidak bisa dijual dan yang kini telah berdiri sangat agung tempat suci Issoudun saat ini. Pastor Chevalier, bersama para misionarisnya, mengubah sebuah lumbung kecil menjadi sebuah kapel, tetapi runtuhnya atapnya segera meyakinkan para Misionaris untuk membangun sebuah gereja yang didedikasikan untuk Hati Kudus.


Jules Chevalier menepati janjinya kepada Bunda Maria. Ia memenuhinya pada tahun 1857, setelah tiga tahun refleksi dan doa: "Di gereja kita, Perawan Maria akan disebut: Bunda Hati Kudus. Untuk menjawab keheranan rekan-rekannya yang mendengarkan gelar baru ini, P. Jules Chevalier mengekspresikan dirinya dalam ulasan para Pastor Jesuit dari Toulouse, The Messenger of the Sacred Heart. Pastor Chevalier menjelaskan bahwa dia ingin menghormati ikatan yang menyatukan Maria dan Kristus, Kristus dan Maria. Gambar pertama di mana Maria berdiri, membuka tangan, di hadapannya Yesus anak 12 tahun yang memberkati. Patung-patung ini menggabungkan sikap Maria di rue du Bac (Paris) dan Yesus meminjam dari lukisan Keluarga Kudus Mr. L J. Hallez. Belakangan, Pastor Chevalier kemudian membuat patung marmer Carrara sesuai dengan gagasan yang sama, dengan sebuah varian: Yesus tidak lagi memberkati. Dengan tangan kanan-Nya, si anak (Yesus) menunjuk ibu-Nya seolah-olah mengatakan kepada kita: "Jika kamu ingin mengetahui hatiKu (yang ditunjukkan dengan tangan kiriNya), tanyakan pada Maria, dia akan menunjukkan jalannya kepadamu. Pada tanggal 2 Juli 1864, dalam sebuah upacara besar, Uskup de La Tour d'Auvergne meresmikan gereja yang baru selesai, yang diakui sebagai basilika kecil dengan dekrit Pius IX 17 Juli 1874. Patung Maria, marmer Carrara, ditempatkan di kapel yang didedikasikan untuk
BUNDA HATI KUDUS.


Di manakah Issoudun? Letaknya sangat strategis, yakni persis di tengah-tengah negara Perancis, di jantung keuskupan Bourges. Hanya butuh waktu 2 jam dengan menggunakan kereta dari kota Paris. Tak jauh dari Issoudun ada juga tempat ziarah yang terkenal seperti Nevers: yakni 108 km.

Selama ini saya melihat masih ada umat beriman di Perancis yang tetap datang ke Issoudun untuk berziarah baik dalam kelompok maupun secara pribadi dan keluarga. Setiap Sabtu pertama bulan September, ada kegiatan ziarah nasional di Issoudun. Baru-baru ini ada ribuan  peziarah datang untuk berdoa di hadapan Bunda Hati Kudus, di tempat ziarah yang sangat mengangumkan.

Saya sering kali ingin tahu dan bercakap-cakap sejenak bertanya kepada para peziarah yang selalu punya semangat datang ke Issoudun. Setelah mengetahui asal mereka, saya terkagum-kagum, betapa « Bunda Hati Kudus tetap jadi primadona » orang Perancis. Mengapa saya katakan demikian, karena toh yang datang ke Issoudun bukan hanya orang-orang dari desa atau kota tetangga, tetapi umat beriman yang sangat jauh, misalnya dari Normandi, dll yang jarak tempuh dengan mobil bisa lebih dari 400 km. 

 

« Kami begitu kagum dengan sosok Bunda Hati Kudus karena dialah yang banyak membantu keluarga besar kami », kata seorang peziarah kepadaku pada ziarah nasional Bunda Hati Kudus baru-baru ini. Kata-kata seorang peziarah ini tentu boleh dibilang mewakili juga para peziarah lainnya. 

Berbagai mujizat terjadi lewat doa-doa yang didaraskan kepada Sang Bunda Gereja, Bunda Hati Kudus. Hal ini bisa terlihat dalam ucapan syukur yang tampak jelas dalam ex votos, atau plakat ucapan syukur di dinding basilika, kapela, serta la crypte. Di situ penuh dengan lempengan mar-mar ucapan syukur atas bantuan Bunda Hati Kudus atas segala ujud dan intensi. 

 

Yahh sahabatku……Di mana-mana di Perancis kita temukan sebutan untuk Bunda Maria. Di keuskupan Agung Bourges sendiri ada  Notre Dame de Miséricorde à Pellevoisin, Notre-Dame des Enfants à Châteauneuf-sur-Cher, Notre Dame du Sacré-Cœur (Bunda Hati Kudus) dan lain-lain. Tentu kita masih ingat dalam sejarah tarekat MSC, betapa pendiri tarekat MSC, suster PBHK, serta awam Chevalier, P. Jules Chevalier tanpa tedeng aling-aling memandang Maria sebagai Pendiri tarekat MSC. Semuanya berawal dari refleksinya yang mendalam akan peran Maria dalam hidupnya, dalam awal mula pendirian tarekat MSC, serta hubungan antara Maria dan Yesus Kristus. 

 

Jika kita perhatian secara seksama contoh sebutan untuk Bunda Maria di atas tampak ada perbedaan antara pandangan Chevalier dengan yang lainnya terhadap Maria. Sehubungan dengan pendirian tarekat MSC, Pater Chevalier berjanji untuk menghormati Maria dengan nama baru yang secara nyata diungkapkan pada 1857 :Bunda Hati Kudus. Ini menyatukan dua figur dalam pandangannya: Hati Kudus (Kristus) dan Notre Dame (Maria). Lebih lagi, Pater Chevalier tidak menyebut Bunda Maria Issoudun (tempat) tapi Bunda dari “seseorang”(Hati Kudus). Nama baru, penuh harapan, mengungkapkan hubungan yang unik antara Yesus dan Maria. Bahwa Allah telah memilih untuk melahirkan putra kesayangan-Nya.

Nama yang diberikan
itu tentunya sungguh inspiratif. Jauh setelah Chavelier memberikan gelar Maria Bunda Hati Kudus, Konsili Vatikan II menyebut bahwa Maria sebagai figure yang membuat kita masuk dalam misteri Kristus dan Gereja." Misteri ini tidak lain adalah Hati terbuka Kristus yang meninggalkan darah menyembur dan air, sumber kehidupan bagi seluruh Gereja.

Nama yang diberikan untuk Maria adalah sebuah keajaiban dan syukur. Dia mengundang kita untuk hidup, juga, seperti dia, kasih Allah dinyatakan kepada kita dalam Hati Kristus.
o   Bunda Hati Kudus, adalah penghubung antara Hati Kristus dan hati manusia. 
o   Hati Kristus adalah hati"manusia" di mana kasih Allah dinyatakan di dalam kepenuhan.
o   Bunda Maria dicintai oleh Allah lebih dari siapa pun.
o   Bunda Maria membentuk hati manusia Yesus Kristus.
o   Bunda Maria menanggapi kasih Allah lebih baik dari siapa pun.
o   Bunda Maria membantu kita untuk menanggapi kasih Allah
o   Oleh karena itu bersama Bunda Hati Kudus, kita  bersyukur kepada Tuhan seperti Maria menyanyikan Magnificat atas kasih yang Tuhan sediakan bagi kita.
o   Bersama Maria kita menjawab sebagai "hamba Tuhan" atas kasih Allah ini, "selalu melakukan apa dikatakan Yesus kepada kita”  -
dan seperti  Bunda Gereja, terbuka untuk mencintai orang lain dan Misi misalnya dalam semangat"Persaudaraan Bunda Hati Kudus.

Gaung Bunda Hati KUDUS dihidupi saat ini (sebagaimana awalnya):
v Di dalam "Persaudaraan Bunda Hati Kudus":ratusan ribu orang di seluruh dunia berdoa setiap hari "masing-masing dengan intensi untuk semua orang."
v  lewat "Surat " Persaudaraan Bunda Hati Kudus: 300-400 surat tiba setiap hari di Sekretariat Issoudun: jeritan untuk bantuan, terima kasih, permintaan berbagai intensi... Setiap koresponden menerima balasan pribadi.
v  Dalam Ziarah di Issoudun: setiap hari, sepanjang tahun, individu, keluarga, kelompok, kadang-kadang banyak, melewati waktu intens untuk berdoa dan “charge” energi spiritual dalam ziarah.
v  dalam "Doa Rosario: setiap sore, anggota anggota komunitas MSC serta para peziarah di Issoudun berdoa untuk "mewakili" semua orang lain (intensi-intensi)untuk Bunda Hati Kudus, bermeditasi dengan Maria sesuai dengan bacaan Kitab Suci harian.
v Berkat "Annals of Issoudun": majalah bulanan untuk mereka yang ingin hidup setiap hari di bawah tatapan dan bantuan Bunda Hati Kudus. Sebuah tinjauan yang menyertai pembacanya dalam kehidupan iman mereka, dalam doa, dalam jalian hidup bersama orang lain serta kehidupan mereka dalam gereja.

Bunda Hati Kudus, Doakanlah kami anak-anakmu. Amin 

Bagi sahabat-sahabat peziarah dari Indonesia yang hendak berziarah ke Perancis, jangan lupa mampir di Issoudun.  Inilah kontak yang bisa dihubungi: 

Yongki Wawo, MSC
38 place du Sacré-Cœur
BP 154   ISSOUDUN CEDEX
36105-FRANCE

Téléphone:+33 (0)2 54 03 33 82

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug