Tulisan ini terinspirasi ketika mengadakan NAPAK TILAS “JULES CHEVALIER” di beberapa kota di Perancis
bersama para suster MSC asal Korea. Seperti biasanya
setiap tahun para suster MSC Korea datang ke Eropa, termasuk di Perancis. Tahun
ini, 8 suster MSC Korea mengadakan napak tilas di beberapa negara di Eropa. Untuk negara Perancis, mereka mengadakan napak tilas
pada tanggal 21-29 Juli 2017.
Beberapa
kota dan desa yang mereka kunjungi antara lain Issoudun, Bourges, Richelieu,
Fontgombault, St. Gaultier, Paray le Monial, Taize, Ars. Perjalanan kami dari
desa ke desa dan dari kota ke kota selama beberapa hari menggunakan jasa
angkutan bus sebuah biro perjalanan resmi.
Selama bernapak
tilas bersama mereka, saya bermenung sosok pendiri tarekat MSC, suster PBHK dan
awam Chevalier : pater « Jules Chevalier »….Luar biasa sosok
pribadinya, sampai-sampai orang dari mana-mana di seluruh dunia, paling tidak « Keluarga
Chevalier » mau jauh-jauh datang ke Perancis untuk mengenang pribadi yang
luar biasa itu.
Bagi saya, Pater Jules Chevalier adalah
sosok “the Great Soul” seperti
tokoh-tokoh besar dunia lainnya: Muder Teresa,
Yohanes Paulus II, Nelson Mandela, Billy
Graham, dll. Mengapa demikian, karena dia, seperti tokoh-tokoh yang saya
sebutkan di atas memiliki kualitas watak yang besar dan pencapaian yang unggul
dalam bidang yang diemban.
Sahabatku, dunia
ini memang penuh dengan orang-orang yang kuat, karismatis, dan pandai.
Orang-orang hebat seperti yang saya sebutkan di atas memiliki
kualitas tak ternilai yang dihargai oleh dunia. Mereka semua adalah sosok karismatis dan “the great soul” karena dia memiliki kualitas:
1.
Kerendaha hati
Orang yang
narsistik bekerja untuk “menunjukan kehebatan kepada orang lain” agar dipuji. Fokusnya adalah agar dianggap paling hebat, dll. Orang
yang memiliki “the great soul” menghargai orang lain, dan mengganggap sesamanya
mempunyai kualitas yang bisa diandalkan. Tidak heran ketika berada di samping
orang-orang yang berjiwa besar, kita akan merasa aman dan dianggap “ada”. Dan
yang terutama adalah bawa mereka yang memiliki jiwa besar memberikan semua bagi
kemuliaan Tuhan dan pengakuan kepada orang-orang yang telah membantu mereka
dalam perjalanan hidup mereka.
Kita semua pasti
tidak asing lagi dengan kata-kata St. Teresia dari Kalkuta:” “Saya adalah pensil kencil di tangan Allah
yang sedang menulis, yang mengirim sebuah surat cinta kepada dunia”. Walaupun karyanya begitu spektakular, tetapi dia tetap rendah hati. Soal kerendahan hati, Kita ingat motto keluarga Chevalier:”Semoga Hati Kudus Yesus dikasihi di mana-mana”. Yang dibuat
Chevalier bukan untuk ketenaran diri, tetapi agar Hati Kudus Yesus dikasihi di
mana-mana.
2.
Memiliki misi yang jelas dalam hidup (he is mission-driven and mission-focused)
Orang yang berjiwa
besar tahu siapa mereka dan misi yang diberikan Tuhan untuk mereka. Mereka tahu
apa yang harus mereka lakukan dalam hidup. Mereka memiliki obsesi yang luar
biasa dengan menghabiskan pikiran, energi, dan waktu mereka. Mereka
tidak membuang waktu dengan hal sepele dan biasa. Yang penting bagi mereka adalah
menjalankan misi - bukan untuk kemuliaan, pujian, atau pengakuan. Mereka
tidak terpengaruh oleh kata orang banyak; Mereka mendengarkan
bisikan hati nurani.
Sejak lama, Chevalier mendengar kisah
tentang “kegersangan iman di daerah Issoudun, bahkan ketika dia berada di
seminari Tinggi Bourges. Sejak di seminari tinggi Bourges dia bermimpi untuk melayani
umat Issoudun. Tidak heran dia
melangkah dengan penuh cita ke Issoudun
ketika ditunjuk untuk melayani paroki Issoudun, meninggalkan paroki tempat tugas sebelumnya,
Châtillon-sur-Indre. Dia punya “mimpi” untuk tempat tugas
barunya itu ketika dia tiba di Issoudun pada bulan Oktober 1854. Keadaan
gersang iman di tempat itu tidak mematahakan semangatnya. Cita-cita yang sudah
lama dalam kedalaman dirinya diwujudnyatakan bersama kedua sahabatnya,
Maugenest dan Piperon. Kata-kata
terkenalnya:”Jika Tuhan mengehandaki, segala tantangan adalah sarana.” Yah sahabatku,
mereka yang memiliki jiwa yang besar, melihat kesempatan dalam setiap
kesulitan. Mereka benar-benar memiliki sikap optimist karena memiliki misi
dalam hidup.
3.
berkorban dan melayani tanpa pamrih
Banyak kisah yang
menunjukkan bahwa pater Jules Chevalier melayani umat Issoudun dengan segenap
hati dan kekuatan. Dia bahkan sampai-sampai kurang memperhatikan dirinya
sendiri. Fokusnya adalah agar orang-orang yang dilayani merasa disapa,
dikasihi, dan terutama merasa dicinta oleh Tuhan.
Santa Teresa dari Kalkuta dikenal sebagai “bunda” yang
telah banyak menolong manusia tanpa pamrih. Dia menghabiskan waktunya untuk
melayani orang miskin dan mendirikan "Misionaris Cinta Kasih"
atau dalam bahasa inggris “Missionaries of Charity”.
Saudaraku, pelaku
yang egois mungkin merasa puas dengan prestasi mereka, tapi mereka tidak akan
pernah tahu pemenuhan mendalam dan abadi yang dirasakan oleh jiwa-jiwa hebat
yang berkorban dan melayani tanpa pamrih tanpa memikirkan keuntungan pribadi.
Akhirnya saudaraku, “Talent, brilliance, wealth,
power, status, and prestige are held in high esteem by the world. But greatness
is the true pearl of great price to which the wise, honest, and humble aspire.”
Benarlah bahwa bakat,
kecemerlangan, kekayaan, kekuatan, status, dan prestise sangat dihargai oleh
dunia. Tapi
kebesaran adalah mutiara sejati dengan
harga yang mahal. Mari kita memupuk « the great
soul » dalam hidup ini.
Komentar
Posting Komentar