Langsung ke konten utama

JULES CHEVALIER: SEORANG PRIBADI RELASIONAL



CERITA ini berawal dari pengalamanku sore ini, Sabtu, 19 agustus 2017. Ketika sedang asyik-asyiknya menunggu kedatangan pastor Emerson, MSC (asal Rep. Dominican) yang akan tiba di Issoudun pada sore hari ini,  kira-kira pukul 15 :25 bel komunitas MSC Issoudun berbunyi. Saya bergegas turun ke ruang tamu, untuk bertemu dengan orang yang memencet bel tersebut. Yah sore ini saya bertugas untuk menerima tamu (melayani pengakuan dosa, sharing pribadi, dll). Ternyata yang bel itu tidak datang untuk mengaku dosa atau untuk conseling pastoral. 


Dia adalah seorang ibu asal Vierzon, yang kemudian saya kenal dengan nama » Jennifer ». Saya ingin menunjuk surat ini. Ini sebuah surat asli dari Pater Jules Chevalier. Dia tulis untuk oma saya. Saya ketemu surat ini pada hari raya Maria diangkat ke surga pada tanggal 15 agustus lalu. Memang luar biasa, saya tidak tahu kenapa saya ketemu tanggal itu. Yang saya tahu, di tempat ini pater Jules Chevalier mendirikan tarekat MSC dan memiliki kedekatan yang luar biasa dengan Bunda Maria. Mungkin ini adalah tanda surgawi sehingga saya ketemu surat itu pada tanggal special itu. Saya ingin sekali menunjuk surat ini, » katanya.  Saya pun mempersilahkan dia masuk ke ruang tamu. Kami berdiskusi, sambil melihat surat asli dan dia menyodorkan kepada saya yang foto-copynya. Tertulis dengan jelas tanggal surat itu “3 Maret 1897”. Pada bagian akhir surat itu tertulis “saya memberkatimu dalam Hati Kudus Yesus”. 


Ketika kembali ke ruang kerja saya, saya bertemu dengan pastor Daniel dan Martin, saya menyodorkan fotocopy tulisan itu. “wah..Yongki, kamu dapat apa lagi ? kamu selalu beruntung eee ? kata Pastor Daniel dalam nada candanya. Dia selanjutnya men-scan surat itu. Terima kasih…

Ohh yah…Sambil melihat tulisan itu, terlintas dalam pikiran saya begitu luar biasa pater Jules Chevalier, pendiri tarekat MSC, suster PBHK, dan keluarga Chevalier. Dia benar-benar adalah seorang pribadi relational. Dia menulis begitu banyak surat kepada sahabat-sahabatnya di tengah kesibukan pastoral di daerah Issoudun-Perancis pada zamannya. Dalam berbagai surat, dia meyakinkan, meneguhkan, berdoa, sahabat-sahabatnya, dll. 

Dalam refleksiku sore ini, saya temukan setidaknya pribadi yang relational tercermin dalam berbagai indikasi:
1. Komunikasi dari hati ke hati
Pribadi yang relational menerapkan Komunikasi dari hati ke hati. Didalamnya “aku” dan “engkau” menjadi kita. Dua insan berbagi kekayaan hati, tanpa kehilangan kekhasan dan keunikan masing-masing pelakunya. Dengan demikian tidak ada perasaan lebih rendah atau lebih tinggi dari yang lain. Dalam komunikasi yang relasional, persamaan dan titik temu diterima dengan kegembiraan dan rasa syukur, karena dari sanalah kemudian tercipta perjumpaan yang sesungguhnya dari setiap pelakunya. Komunikasi yang relasional adalah komunikasi yang di dalamnya “I’m oke” dan “You are oke”.

Komunikasi yang demikianlah yang pada akhirnya akan menghadirkan kebahagiaan dalam diri manusia dan di dalam diri sesamanya. Manusia akan bahagia karena dapat menjalin relasi dengan sesamanya, tanpa sekat dan jarak, tanpa partisi dan garis batas.

Seseorang juga menjadi bahagia karena dalam komunikasi yang relasional kedua belah pihak yang menjalaninya akan berkesempatan untuk berkembang bersama, yang satu melayakkan yang lain. Jadi, dalam komunikasi yang relasional itu dikembangkan sikap “menang-menang” lebih daripada sikap ”menang –kalah”
2. Ada pancaran kualitas hati
Pribadi relational adalah orang yang mampu berinteraksi dengan orang lain dalam semangat kualitas hati: murah hati, rendah hati dan baik hati. Dengan demikian, bukan berelasi dengan tujuan terselubung untuk diri sendiri.
3. Relasi tanpa kekerasan

Sahabat yang baik, hidup dengan cara relasional meminta kita untuk berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang memungkinkan mereka mengetahui bahwa kita akan memperlakukan mereka seperti kita akan memperlakukan seorang teman sejati - bahkan dalam situasi yang melibatkan konflik, dan bahkan ketika tindakan tersebut bertindak dengan cara yang mengancam Kita, menakut-nakuti kita dan memicu reaktivitas kita. Ini tidak merespon dengan kekerasan atau menggunakan kekuatan untuk mengintimidasi dan mengendalikan orang lain.
4. Melayani, bukan dilayani

Menjadi pribadi relasional dalam cara kita terekspresi dalam menyapa orang lain, dalam hal pertimbangan dan pertimbangan yang kita tunjukkan, dalam cara kita tidak menempatkan kebutuhan dan keinginan kita melebihi keinginan mereka, dan cara kita berusaha melayani daripada dilayani.
5. Pendekatan seumur hidup
Hubungan positif dengan orang lain selalu dihargai dan diharapkan. Dan, yang berhubungan dengan lingkungan kita (membina hubungan positif dengan semua ciptaan) selalu dihargai dan diharapkan juga.

Menjadi relasional adalah sebuah pendekatan seumur hidup. Dimana kesehatan jiwa kita meningkat dengan mencintai diri sendiri dan orang lain.
 
Sebagai pengikut Yesus, kita pun sejatinya memiliki kualitas yang sama. Kita yang bersatu dalam himpunan « Keluarga Chevalier », belajar dari kharismanya itu, perlulah kita membangun « budaya cinta » dalam semangat membangun relasi yang sehat dengan siapa saja tanpa pandan bulu.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug