Langsung ke konten utama

Dehonians: Devosi kepada Bunda Hati Kudus

  

Patung BHK di Kapela Generalat SCJ di Roma

Dehonians – Para Imam Hati Kudus Yesus (juga dikenal sebagai SCJ, inisial singkatan dari Sacerdotum Cordis Jesu, nama kongregasi dalam bahasa Latin) – adalah kongregasi imam dan bruder religius Katolik Roma yang didirikan pada tahun 1878 di Saint-Quentin oleh P. Leon Dehon. Menurut tradisi, P. Dehon mengucapkan kaul religius pertamanya di depan patung BHK, di St. Quentin (Perancis) pada 28 Juni 1878. Dia sendiri mengatakan bahwa kaul pertamanya dilaksanakan di oratorium kecil San Juan College (Bdk. NHV XII, 182). Itu adalah tempat doa para Suster Hamba Hati Kudus.  Pater Ducamp menegaskan hal ini dalam bukunya “Le Père Dehon et son Oeuvre” (Pater Dehon dan Karyanya): “Upacara kecil kaul pertama berlangsung di oratorium kecil San Juan” (op. Cit. P. 195 ). Saat itu yang hadir hanya 7 orang termasuk dirinya.

Jauh sebelum kaul pertamanya, pada tanggal 8 September 1869 patung BHK di Issoudun-Perancis dimahkotai atas nama Bapa Suci. Beberapa bulan sebelumnya, Paus sendiri telah menjadi anggota Asosiasi Bunda Hati Kudus dan 2000 orang di Roma mengikuti teladannya. Pada tanggal 23 Mei 1869 Pater Dehon menulis kepada orang tuanya bahwa, mengikuti teladan Pius IX, dia telah mendaftarkan di Asosiasi ini untuk menjadi anggota persaudaraan BHK, bersama dengan saudaranya Enrique dan sepupunya Laura. (Bdk. AD. B. 18 / 9.2.7.81, inv. 218.81).

 

SEORANG MSC MENJADI BIARAWAN SCJ

Pertama-tama, pada tanggal 3 Juni 1881, Pastor Juan Tadeo Captier mengucapkan profesinya di dalam Konggregasi SCJ. Pada tahun 1868 ia memasuki Kongregasi Misionaris Hati Kudus (MSC) di Issoudun, mungkin sebagai seorang oblat atau bruder, tetapi ia kemudian menderita penyakit saraf yang menghalanginya untuk menjadi seorang imam. Namun, semuanya membaik. Pada tahun 1874 Mgr. Lynch, Uskup Toronto, mengunjungi Issoudun dan mengukuhkan Pastor Captier dalam semua ordonya, termasuk imamat, dalam waktu kurang dari sebulan. Pater Captier menganggap ini mukjizat Bunda Hati Kudus, terlebih lagi karena ketika dia mengunjungi Curé d'Ars yang suci, telah dinubuatkan bahwa dia akan menjadi imam dalam Kongregasi Hati Kudus (MSC), di mana segala sesuatu bergantung pada Perawan Maria (Bdk. surat Pater Peeters MSC dari Stein kepada Pater Ducamp, 1 November 1937, Arsip Umum, arsip pribadi Captier).

Selain itu, ketika Juan Captier menjadi master di Partheny pada tahun 1863, ia menemukan reproduksi patung Hati Kudus yang berasal dari Issoudun. Dia menulis surat kepada P. Chevalier, dan kemudian mengunjunginya, meminta untuk diterima di Kongregasinya; tetapi P. Chevalier membuat keputusan untuk tidak menerimanya. Pada tanggal 8 Desember di tahun yang sama, Captier menulis sebuah doa, sebuah “Memorare” kepada Bunda Hati Kudus, dan mengirimkannya kepada P. Chevalier dengan permintaan agar dia mengucapkan doa ini selama sembilan hari, berharap ini akan memungkinkan baginya untuk mendapatkan rahmat panggilan yang dia rasakan sebagai miliknya.

Tampaknya P. Chevalier menyukai doa itu. Pada tanggal 29 Januari 1864, ketika Statuta Asosiasi Bunda Hati Kudus disetujui, dia menerbitkan “Memorare” Pater Captier, tanpa menyebutkan dari mana dia mendapatkannya (Bdk. Juan G. Bovenmars, op. Cit. 25-30).

Ketika Pater Captier memasuki Kongregasi SCJ pada tahun 1881, masuk akal jika dia menyebarkan devosi Bunda Hati Kudus di antara para SCJ. Demikianlah di antara “Doa-Doa Tahun Pertama para SCJ”, kira-kira pada tahun 1882, kita menemukan dua doa kepada Bunda Hati Kudus, yang satu ditulis dengan jelas oleh Pater Captier (Bdk. AD B. 4/10 , p.  2600).

 

Juga, pada tanggal 2 Februari 1883, sebuah novisiat baru didirikan di Sittard, Belanda, sebuah kota di mana ada tempat ziarah Bunda Hati Kudus. Pater Dehon menulis, dalam “Bulan Maria”: “Bunda Hati Kudus melindungi banyak komunitas religius di Sittard, dan khususnya sekolah novisiat dan sekolah apostolik SCJ di Sittard sejak 1882 ”(O.Sp. I, hlm. 406.407).

Para seminarist dan biarawan SCJ di Sittartd juga tak ketinggalan memberikan kesaksian akan semangat doa mereka di tempat ziarah BHK di sana. Di akhir surat, novis Bruno Blanc, yang saat itu berada di Fayet, meminta untuk memikirkan mereka di kaki Bunda Hati Kudus di Sittard(bdk. Arsip Umum, file Fayet, daftar tulisan tangan pertama, hal.1). Kita dapat melihat pengaruh dari P. Captier, yang tidak lama kemudian menjadi Superior Fayet.

 

P. Dehon : Devosi kepada BHK

Pertanyaan selanjutnya, mengapa P. Dehon memiliki devosi kepada BHK ? P. Dehon suka memuliakan dan berdoa kepada orang-orang kudus dan pelindung tempat-tempat di mana para anggota Kongregasinya melaksanakan Karya itu. Demikianlah kita menemukan, di dalam Kantor Kongregasi, yang disetujui oleh Roma pada tahun 1891, Beato Maria Ana dari Paredes, “Bunga Lili Quito”, dan St. Wilibrordus, Santo Pelindung Belanda dan Luksemburg. Ini mungkin salah satu alasan mengapa mereka kemudian menempatkan patung Bunda Hati Kudus di kapel Rumah Induk SCJ.

 

Masih menjadi teka-teki?

Di depan patung BHK di rumah induk SCJ bertuliskan “Pada tanggal 28 Juni 1878 P. Dehon, Kehormatan Kanon Soissons, Pendiri San Juan College, Pemrakarsa Kongregasi Para Imam Hati Kudus (SCJ), dengan khidmat memproklamirkan kaul religiusnya di depan patung ini”. Namun, selalu menjadi masalah untuk mengetahui apa pesan asli dari tradisi ini dan apa yang kemudian ditambahkan ke dalamnya.

 

Mungkin kata-kata aslinya mengatakan bahwa P. Dehon memperbarui kaulnya di depan patung ini, atau bahwa ia mengambil kaul kekalnya di depan patung BHK. Inilah yang masih menjadi teka-teki di antara para SCJ.

 

Satu hal yang pasti adalah bahwa bahwa patung Bunda Hati Kudus dapat ditemukan di kapel Rumah Induk di St. Quentin, Perancis.  Kita masih bisa melihat dalam dokumentasi dalam sebuah kartu pos yang Fr. Dehon kirimkan  pada tanggal 15 Oktober 1913 kepada Fr. Carlos Tropel di Albino. Di satu sisi ada foto kapel novisiat di mana gambar BHK terlihat jelas. Di sisi lain P. Dehon menulis “Saya mengirim kepadamu foto kapela di St. Quentin di mana saya berdoa untuk Anda” (AD B. 97, inv. 0113374).

 

Pada tanggal 7 Mei 1886 P. Dehon  menulis: “Jumat pertama. Misa di tempat ziarah Bunda Hati Kudus di Sittard. Kepercayaan saya kepada Bunda Maria terus bertumbuh” (NQ III, 23).

 

Pada tanggal 21-22 Mei, ketika membahas tata cara berdoa, ia menulis: “dalam memulai pertemuan harus berdoa kepada Hati Kudus dan dengan Bunda Hati Kudus” (NQ III, 26).

 

Dalam tulisannya tanggal 31 Agustus, kita melihat kata-kata: “akhir Bulan Hati Kudus Maria” (NQ III, 52).

 

Tetapi teks terpenting yang kita miliki adalah dari 12 Juni 1886, ketika dia menulis: “Imam Agung (di St. Quentin) telah menyetujui keinginan kami untuk membangun devosi kepada Bunda Hati Kudus di Basilika St. St. Quentin. Kami memberinya 500 franc untuk membeli patung. Harganya 2000. Bunda Hati Kudus akan senang karenanya” (NQ III, 29-30).

 

Kaul pertama atau kaul kekal di depan BHK?

Ada kemungkinan jika P. Dehon membantu membeli patung untuk Basilika St. Quentin, dia akan menyimpannya di kapelnya sendiri. Kita tahu bahwa pada tanggal 17 September 1886 P. Dehon dan enam anggota tertua Kongregasi mengucapkan kaul kekal mereka (Bdk. NQ III, 55). Kemungkinan besar kaul kekal mereka berlangsung di depan patung BHK.

 

Hal ini dapat ditegaskan dengan surat yang ditulis oleh P. Dehon (yang menulis surat keesokan harinya) kepada Abbé Desmis, salah satu kandidat potensial SCJ. Dia mengatakan kepadanya tentang pengambilan kaul kekal dan mengakhiri suratnya dengan kata-kata "Saya punya sedikit waktu malam ini untuk memberi tahu Anda lebih banyak tentang Pekerjaan kita yang terkasih, tetapi saya berdoa kepada Bunda Hati Kudus agar dia menerangi dan mengilhaminya" ( AD B.18/13.1, “Caminos Dehonianas” (Jalan Dehonian) 16, hal.51).

 

Kita tahu kemudian bahwa patung Bunda Hati Kudus pasti sudah ada di kapel novisiat sebelum 12 Juni 1886. Mungkin juga patung itu ada di sana sebelumnya, sehingga juga P. Dehon bisa saja memperbaharui kaul sementaranya sebelumnya, tapi para SCJ juga mengalami kekurangan dokumen untuk memastikan hal ini.

 

Kata-kata asli dari tradisi itu mungkin adalah bahwa P. Dehon memperbarui atau mengucapkan kaul abadinya di hadapan patung Bunda Hati Kudus, dan kemudian ditambahkan kata-kata yang menceritakan bahwa dia mengambil kaul pertamanya.

 

Akhirnya, bagaimana patung itu sampai ke Generalat SCJ di Roma?

 

Ketika pada tahun 1970-1971, P. G. Girardi melakukan kunjungan kanoniknya ke Provinsi SCJ Prancis, ia diundang oleh Fr. Gabriel Jacquemin untuk mengunjungi tempat di mana, di San Juan College, disimpan patung Perawan Hati Kudus yang disebutkan di atas. Itu telah ditinggalkan secara memalukan dan tangan Yesus sudah patah.

 

 

Pada bulan Agustus 1922 P. Dehon menulis dalam Buku Hariannya bahwa dia sangat tertekan karena kotamadya St. Quentin akan mengambil alih Rumah Induk, tempat lahir Kongregasi SCJ (Bdk. NQ XLIV, 50).

 

Mungkin saja patung itu dibawa ke San Juan College saat rumahnya dibongkar.

 

Selama kunjungan ke Rektor Kolese, Canon Andrés Colignon, Fr. Girardi memintanya untuk memberikan patung itu kepada Generalat di Roma. Permintaannya dikabulkan.

 

Patung BHK tersebut sampai di kantor pabean di Roma pada tanggal 26 Februari 1971. Pada tanggal 8 Maret, bea 2.400 Lire Italia telah dibayarkan. Pada tanggal ll Maret, P. Ceresoli mengirim surat terima kasih kepada Canon Colignon. Orang dapat melihat patung Our Lady of the Sacred Heart yang berada di generalat SCJ Roma dirancang oleh Silverio Capparoli. Menurut stempel yang tercetak di atasnya, patung itu dibuat oleh perusahaan komersial "La Statue Religieuse" Paris.

          Yongki Wawo, MSC

Issoudun, 3 Agustus 2021

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug