1. Pendahuluan: Hati yang Tersembunyi dalam Sejarah Ketika Pater Jules Chevalier menulis Le Sacré-Cœur de Jésus , ia tidak sekadar menyusun risalah devosi. Ia sedang menelusuri sebuah jejak panjang: dari Injil Yohanes, dari para Rasul, dari Bapa Gereja hingga ke zamannya sendiri — untuk menunjukkan bahwa devosi kepada Hati Yesus bukanlah penemuan baru , melainkan denyut batin Gereja sejak awal mula . Dalam bagian “ Les Pères de l’Église ”, Chevalier mengajak kita menengok kembali sejarah yang hidup — sejarah yang berdenyut dalam darah para martir dan doa para kudus. Di sana, ia menemukan Hati Yesus : tersembunyi dalam simbol-simbol Kitab Suci, dirasakan dalam doa para Bapa Gereja, dan dihayati dalam kehidupan umat beriman yang sederhana. Menurut Chevalier, para Rasul tidak langsung berbicara tentang Cœur de Jésus secara eksplisit. Mereka harus lebih dahulu mewartakan bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia . Tetapi mes...
PENDAHULUAN Inti Pemikiran Jules Chevalier: Devosi yang Berakar dalam Wahyu Ilahi P. Jules Chevalier (1824–1907), pendiri Tarekat Misionaris Hati Kudus (Missionnaires du Sacré-Cœur), menegaskan bahwa devosi kepada Hati Kudus Yesus bukanlah devosi baru atau sentimental , melainkan berakar dalam seluruh sejarah keselamatan , bahkan sejak Perjanjian Lama . Ia membuka refleksinya dengan kutipan mendalam: « Dieu est charité » (1 Jn 4,16) — Deus caritas est. “Allah adalah kasih.” Chevalier memandang seluruh rencana keselamatan sebagai manifestasi kasih Allah yang berpuncak dalam Inkarnasi Sabda , ketika “le Verbe s’est revêtu du manteau de notre chair” — Sabda mengenakan jubah kemanusiaan kita . Dengan kata lain, Hati Kudus Yesus adalah lambang nyata kasih Allah yang kekal dan tak terbatas yang kini menjadi kelihatan dan dapat disentuh dalam diri Kristus. Dalam Perjanjian Lama: Benih Devosi kepada Hati ...