MENARIK sekali untuk merenungkan bacaan Injil hari ini. Di tengah keletihan fisik dan rasa putus asa karena sepanjang malam tidak mendapat ikan, Petrus akhirnya mentaati sabda Tuhan untuk sekali lagi melempar jala : »tetapi atas perintah-Mu aku tebarkan lagi jala ini. » Kenyataannya, mereka akhirnya mendapat banyak sekali ikan.
Reaksi pertama Simon dan teman-temannya adalah rasa takut: "Pergilah dariku, ya Tuhan! Sebelumnya, setelah mendengar Yesus berbicara kepada orang banyak, Simon berkata kepada-Nya: Rabi. Sekarang, setelah melihat kekuatan-Nya, dia memanggil-Nya: Tuhan. Dia telah merasakan keagungan Tuhan di dalam Yesus, namun tetap saja, baginya, keagungan yang jauh; Ini membangunkan pemujaan, tapi belum mencintai: "Pergilah dariku karena aku orang berdosa!" Simon merasa ketidakpantasan berada di dekat Tuhan. Yesus menyingkirkan ketakutan itu: "Yakinlah. Dan bagaimana dia meyakinkan muridnya. Bahkan dengan mempercayakannya sebuah misi dan memanggilnya untuk berkolaborasi dengannya: "mulai sekarang mereka adalah penjala manusia."
Seringkali kekuatan yang memperlambat cinta kita adalah rasa takut. Takut akan apa yang Kristus dapat lakukan untuk kita, di dalam kita, melalui kita; takut karena merasa tidak mampu, takut meninggalkan zona nyaman, takut mengambil resiko, takut dicap sok suci dan lain-lain...Sekarang, "cinta yang sempurna menyingkirkan dan menyembuhkan rasa takut untuk terjun ke dalam medan misi untuk mewujudkan kasih kita kepada Tuhan dan sesama.
Kalau kita lihat, mujizat dalam injil hari ini bukan terletak pada peristiwa mereka mendapat banyak ikan, melainkan soal “Perubahan HATI.” Tampak jelas dalam ketaatan Simon atas Sabda Kristus, Simon Petrus percaya, bertolak ke tempat yang lebih dalam, dan memulai menebarkan jala. Ini soal « Kesediaan untuk transformasi hati . »
SEBAGAI ORANG yang beriman kita percaya bahwa Kristus hadir kekal. Oleh karena itu, Kristus yang telah bangkit, tidak meminta lagi murid-murid yang pertama Petrus, Yohanes atau Yakobus, tetapi kepada Fredrik Fritz, Rikardo Senduk, Yohanes Susanto, Agustinus Maming, Sisko Alexander Msc, Franky Rengkung, Made Joniarta, Pater Dismas Valens Salettia dan kepada setiap orang yang mengakuinya sebagai Tuhan. Dia menghampiri perahu kehidupan kita, karena Dia ingin beristirahat di pihak kita. Dia meminta kita untuk membuka hati agar bisa hidup dalam semangat cinta kasih kepada siapa pun, mewartakan Kabar Baik lewat kesaksian hidup yang berbuah. Ajakan itu sungguh menarik. Di pihak kita, kita hanya membutuhkan semangat untuk menyingkirkan ketakutan dan prasangka untuk menuju ke perairan yang lebih dalam dan cakrawala lebih jauh daripada yang ada.
YESUS menghendaki keluarga kita, pekerjaan kita, studi kita dan semua hal yang kita jalani agar menghasilkan buah tidak hanya dalam kehidupan ini, tetapi untuk selamanya. Setiap tindakan pelayanan dan cinta, bahkan yang paling sederhana sekalipun, ditransformasikan oleh Kristus untuk menjadi tanda hadirat Allah di dunia ini. AGAR bisa benar-benar menjadi tanda kehadiran Allah di tengah dunia, tentu hal pertama yang diperlukan adalah transformasi hati. Tuhan memberkati kita semua. Amen
Komentar
Posting Komentar