Langsung ke konten utama

BUMI, ADA DI TANGAN KITA !!




"Rumah kita terbakar dan kita mencari tempat lain," Mantan Presiden Perancis, Jacques Chirac mengatakan hal ini pada tahun 2002 dalam pembukaan pidatonya di Johannesburg mengenai perubahan iklim.  Lima belas tahun kemudian, penegasan ini lebih relevan dari sebelumnya. Seseorang akan tergoda untuk menambahkan: bagaimana seseorang bisa tidur sementara separuh dari semua spesies hidup di Bumi, hewan dan tumbuhan, terestrial dan kelautan, bisa hilang sebelum akhir abad ini?

Yah memang benar. Selama dua setengah abad terakhir, aktivitas manusia yang diperkuat oleh revolusi industri telah memulai serangkaian degradasi ekosistem, penggundulan hutan, pertanian intensif, penangkapan berlebih, perburuan, manipulasi lahan, pencemaran dasar air tawar dan air lait. Itu semuanya mempengaruhi perubahan iklim global. Oleh karena itu, bumi tempat kita berpijak, tempat di mana Tuhan ingin tinggal dekat dengan kita, semakin tidak indah. Begitulah kira-kira kesan umum yang bisa kita tuturkan ketika berbicara mengenai keadaan alam ciptaan akhir-akhir ini. 


“Perubahan iklim” adalah kata yang paling umum kita dengar. Itu bukan hanya kata-kata kosong, melainkan sebuah realitas ada di depan mata kita. Kita alami dan rasakan saat ini. Menyadari keadaan bumi satu-satunya “planet” yang bisa dihuni oleh manusia dan segenap ciptaan lainnya, makin hari makin tidak nyaman dihuni, maka sudah saatnya kita tidak boleh tinggil diam. Kita buat sesuatu untuk bumi kita tercinta agar kelak, bumi ini tetap layak dihuni oleh generasi sekarang dan yang akan datang. Masa depan bumi ada di tangan kita generasi penghuni bumi saat ini!


Bagi Paus Fransiskus. jika kita menyadari pancaran Tuhan yang ditemukan dalam segala yang ada, dalam alam ciptaan, hati kita akan tergerak untuk memuji Tuhan untuk segala ciptaan yang ada, dan bersamanya kita memuji Tuhan (Laudato Si no, 87). Hal ini akan mungkin jika kita memiliki hati yang penuh belaskasih, lembut, dan punya perhatian bagi yang lain (Laudato Si, no. 91).
Moto kongregasi MSC adalah “Dikasihilah Hati Kudus Yesus di seluruh dunia.Moto ini menggemakan ekpresi cinta tanpa batas. Jadi kita dipanggil untuk mencintai Hati Kudus Yesus sebagai pusat dari seluruh ciptaan. Seperti apa yang dikatakan oleh Paus Fransiskus:…alam ciptaan diciptakan oleh Bapa yang sama, kita dan semua ciptaan yang lain disatukan oleh ikatan yang tak kelihatan, dan membentuk sebuah keluarga universal, sebuah persekutuan agung yang mendorong kita pada sebuah penghormatan kudus, dan lemah lembut. (Laudato Si, no. 89). 


Refleksi:
Aktivitas manusia terus menyebabkan hilangnya spesies hingga menyebabkan kepunahan massal dalam sejarah planet ini. Hilangnya keanekaragaman hayati ini bisa menimbulkan konsekuensi dramatis.
Interaksi antar spesies penting untuk stabilitas ekosistem. Karena spesies saling terkait oleh banyak interaksi, dampak pada satu spesies juga dapat mempengaruhi spesies lainnya.
Semuanya tergantung pada ukuran jaring makanan dimana spesies yang hilang ditemukan.
Jika serigala menghilang di pegunungan, herbivora besar seperti rusa akan lebih banyak dan akan memakan lebih banyak tanaman penduduk.
 Vegetasi kemudian akan kurang memberi makan spesies lain, seperti kelinci atau serangga, yang kemudian akan terancam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug