Langsung ke konten utama

RELASI UMAT KATOLIK DAN ISLAM DI NEGARA « PUTRI SULUNG GEREJA »

Rassemblement islamo-chrétien "Ensemble avec Marie", Paris le 14 avril 2018. / Anne Bénédicte Hoffner

RELASI UMAT KATOLIK DAN ISLAM DI NEGARA « PUTRI SULUNG GEREJA »

Saat ini saya mendapat tugas misi di tempat lahir tarekat MSC, di Issoudun-Sebuah kota kecil persis di tengah-tengah negara Perancis, dan di tengah keuskupan agung Bourges. Geliat hidup beriman dan solidaritas untuk dialog dengan umat beragama lain, terutama Muslim sungguh terasa. Tidak heran di keuskupan dan bahkan di paroki-paroki ada komisi dialog dengan umat muslim (Commission pour le Dialogue avec les Musulmans).

Pada tingkat konferensi wali gereja Perancis juga, ada komisi untuk hubungan dialog dengan umat muslim, yang dikenal dengan nama « Service national pour les relations avec les musulmans (SNRM) ». Komisi ini bertanggung jawab dalam mendukung dialog dengan umat Islam, khususnya dengan menjalin hubungan dengan perwakilan Muslim dan dengan melibatkan layanan nasional lainnya dalam hal-hal yang berkaitan dengan hubungan Katolik- Muslim. Komisi ini juga bertujuan untuk mengetahui dan memahami dunia Muslim dalam segala keragamannya dan bekerja dengan para aktor dialog antaragama lainnya.

Di Perancis, Umat Muslim dan Katolik Berdoa di Hadapan Bunda Maria

Tidak berdoa bersama-sama, tetapi bersama-sama berdoa, "kata Gérard Testard, Presiden Efesia, koordinator" Bersama Maria (Ensemble avec Marie)".
Bersama-sama berdoa di hadapan Maria, terinspirasi oleh apa yang telah terjadi sejak 2007 di Lebanon. Negara yang telah lama dilanda perang saudara itu memiliki intuisi bahwa kecintaan umum orang Kristen dan Muslim bagi Bunda Maria dapat menyatukan kembali persatuan negara. Tidak heran pada perayaan,  Kabar Sukacita, pada 25 Maret, menjadi hari libur nasional di Libanon.

PADA tahun ini,  kegiatan dialog Katolik-Islam di Perancis direncanakan untuk Maret-Juni, dalam bingkai semangat " Ensemble avec Marie -Bersama Maria" untuk kehidupan bersama yang lebih baik. Melalui konferensi pers, Gérard Testard, Presiden EFESIA, koordinator " Ensemble avec Marie," mengumumkan pertemuan 2018, menegaskan bahwa "pertemuan itu menjadi berkualitas jika kita mengirimkan pertemanan. " Inilah alasan mengapa inisiatif ini diilhami oleh apa yang telah terjadi sejak tahun 2007 di Lebanon, meninggalkan banyak kelonggaran bagi komite lokal untuk memulai dari persaudaraan di basis-basis kehidupan umat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan misalnya pertemuan spiritual, populer dan terorganisir umat di paroki, masjid, dan bahkan tahun ini di biara, dan bertujuan untuk mencapai kecerdasan (dengan pembicara substantif) dan hati (melalui seni, keindahan, doa). Dalam arti ini kita melihat bahwa walau berbeda keyakinan, namun mereka memiliki satu tujuan. Umat Katolik dam Muslim  tidak memiliki pengalaman yang sama tentang Tuhan tetapi mereka hidup bersama pengalaman spiritual untuk melakukan perjalanan bersama dan menjadi peziarah perdamaian. Ensemble avec Marie, katanya, "kami menyalakan lilin melawan obskurantisme." Selain dialog Islam-Kristen "tatap muka untuk menyamarkan kesalahpahaman dan memahami keyakinan dan nilai-nilai yang lain" dan dialog "berdampingan untuk berdialog tentang masalah-masalah sosial".

Di Perancis, semua keuskupan yang telah menyelenggarakan pertemuan pada tahun 2017 diperbarui pada 2018 dan yang lainnya mencoba petualangan itu. Sebanyak 13 pertemuan dijadwalkan dari 24 Maret hingga 9 April di Autun, Bordeaux, Cergy, Creteil, Lille, Longpont, Paris, Toulon, Toulouse, Valencia, Vénissieux, dan Verdun. Untuk pertama kalinya Muslim Sunni dan Syiah berkumpul pada 14 April di biara Dominikan,  Paris. Di Paris, acara nasional diadakan pada tanggal 5 Mei di Sacré-Coeur di Montmartre. Di tempat lain, pertemuan direncanakan di Belgia, Italia dan empat negara Afrika (Benin, Burkina-Faso, Nigeria dan DRC).

Pertemuan-pertemuan semacam ini didukung sepenuhnya oleh konferensi wali gereja Perancis. “"Inisiatif ini, yang menyatukan umat Kristen dan Muslim di sekitar Perawan Maria, adalah peristiwa penting. Saya berikan dukungan penuh. Ini berguna dan melengkapi inisiatif lokal atau nasional lainnya. Saya terutama mendorongnya karena dimensi populernya dan relevansinya dengan tantangan masyarakat saat ini,” kata Monsignor Michel DUBOST, Mantan Ketua Dewan Hubungan Antaragama.



Pada kesempatan pertemuan nasional “Ensemble Marie”, di biara Domikan, Paris, pada tanggal 14 April 2108, berdasarkan pengalaman pribadi selama dua puluh lima tahun di Kamerun, provinsi Domikan Perancis, Bro. Michel Lachenaud, menunjukkan bagaimana "berbagi persahabatan dimungkinkan dalam pertemuan". Lebih dari hanya sekedar"dialog intelektual. " Pertemuan semacam itu "membantu kita menemukan kembali identitas kita sendiri," untuk "merevisi prasangka kita."


MARIA RATU DAMAI…

Di atas semuanya itu adalah sosok Maria ratu damai yang cantik yang menyatukan masyarakat. "Tanpa sinkretisme karena Maria berbeda dalam Alquran dan Injil," kata Gerard Testard mengingatkan, "atau oleh proselitisme karena ini bukan tentang mengubah yang lain tetapi hidup sebagai saudara manusia".

Dalam pertemuan nasional “Ensemble Marie”, di biara Domikan, Paris, pada tanggal 14 April 2108, Uskup Dubost menggarisbawahi lagi poin ini: "Apa yang dikatakan orang Kristen dan Muslim tentang Maria bukanlah hal yang sama. Tapi itu wanita yang sama, dan kita yakin dia mencintai kami semua, tergantung siapa kita.” Dia menambahkan: "Dengan Muslim, kita tahu dia adalah Ratu Perdamaian, dan dihormati di Timur Tengah di mana begitu banyak orang menderita kebencian dan permusuhan: kita dapat memintanya untuk membantu kita melakukan kedamaian, untuk mendengar sepenuhnya firman Tuhan yang merupakan Firman perdamaian. "

Tradisi Kristen dan tradisi Muslim mengakui konsepsi perawan Yesus di dalam rahim Maria. Untuk umat Muslim dan Katolik, Maria (Mariam) menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel (Jibril) mengenai kabar kelahiran Yesus. Maria dicintai dengan cara khusus oleh banyak orang Muslim dan Katolik. Tempat ziarah yang didedikasikan untuk Maria di dunia dikunjungi oleh orang Katolik dan Muslim. Kecintaan mereka pada Maria adalah sebuah kendaraan untuk menggalang kekuatan antara Muslim dan Kristen. Kedekatan kedua narasi dari Kabar Sukacita dalam Injil dan Alquran adalah titik awal untuk pertemuan "Bersama dengan Maria". Ini menyatukan orang-orang Kristen dan Muslim dari semua lapisan masyarakat, ingin berpartisipasi dalam pembangunan peradaban berdasarkan Cinta dan Perdamaian, menghormati sambil tetap menghormati identitas masing-masing.

YONGKI WAWO, MSC

ISSOUDUN-13 MEI-HARI KOMUNIKASI SEDUNIA

DAN PERISTIWA BOM SURABAYA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug