Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

BINCANG-BINCANG BERSAMA P. BERN TETHOOL, MSC MENGENAI MISI GEREJA KATOLIK DI JEPANG

Foto 1-P. JOSEPH BERNARDUS TETHOOL, MSC Misionaris Hati Kudus telah hadir di Jepang sejak tahun 1940-an. Karya Apostolat MSC di negeri Sakura ini meliputi; Gereja Katolik Johokubashi, Gereja Katolik Fukui,   Gereja Katolik Gifu, Pusat Mikokoro dan Taman Kanak-Kanak Nagoya, serta Tenshi Kindergarten Gifu. Karya misi MSC di Jepang dibawa tanggung jawab provinsi MSC Australi a. Untuk para MSC, kebanyakan yang berkerja di Jepang adalah para MSC dari Indonesia. Di antaranya adalah P. Joseph Bern Tethool, MSC. 26 tahun sudah pastor Bern, MSC bermisi di Jepang. Imam MSC asal Provinsi Indonesia ini sudah mengenal seluk beluk dan perjuangan misi gereja katolik di Jepang. Ada banyak kisah. Imam yang murah senyum ini menuturkan bahwa misi di Jepang menuntut banyak energi, semangat, dan tentunya “CINTA.” Kalau tidak ada unsur-unsur ini, sudah pasti si misionaris akan minta kembali ke tanah air asal yang lebih confort. “Bayangkan saja, untuk mengerti Bahasa Jepang, saya butuh waktu bertah

APA YANG MENARIK DI ARS SUR-FORMANS -Perancis?

panorama desa Ars diambil dari "Monumen Perjumpaan." Ars sur-Formans adalah sebuah desa kecil di Perancis yang sangat terkenal di seluruh dunia . Sosok sederhana, yang merasa tidak mampu dalam bidang intelektual,   pastor Jean-Marie Vianney telah “menyulap” desa kecil yang sungguh terpencil menjadi begitu agung.   Tidak heran nama desa itu dikaitkan dengan figur orang kudus ini. Nama lain orang kudus ini adalah « pastor dari Ars » atau Cure d’Ars.    seorang suster MSC asal Korea sedang mengambil foto patung St. Marie Vianney Imam muda Jean Marie Vianney ketika pertama kali ke tempat itu baru berumur 32 tahun. Dia juga tahu bahwa dia dikirim ke desa miskin, jauh dari jalur komunikasi utama, ditandai oleh revolusi dan dechristianisasi . Setelah berjalan kaki berjam-jam untuk tugas pertamanya di desa itu, dia bahkan sulit menemukan desa itu, karena tertutup oleh pohon-pohon besar dan agak kabut. Syukurlah bahwa di luar desa itu, dia akhirnya ketemu dengan