Setelah makan siang pada tanggal 20 Agustus 2019 di ruang
makan komunitas MSC Issoudun, kami bergegas ke arah ruang minum kopi siang. Ketika
sedang minum kopi, Mgr. Suwatan bertanya kepada saya, apakah ada buku mengenai
Issoudun. Saat itu saya langsung menuju rak buku yang ada di
ruangan itu dan mencari buku yang pernah saya lihat sebelumnya. Buku itu berjudul “Histoire
Religieuse d’Issoudun » dan ditulis oleh P. Jules Chevalier pada tahun
1899.
Dalam pendahuluan buku itu sudah jelas ada antusiasme
dari P. Jules Chevalier untuk menjelaskan mengenai Issoudun. Apalagi pada waktu
itu, uskup setempat yakni Mgr. Servonnet meminta kepada para pastor paroki
untuk peka dengan sejarah atau tradisi agama dan konggregasi yang pernah hidup di kota atau paroki tempat para
pastor paroki bertugas. Bahkan uskup itu meminta kepada para
pastor paroki untuk menulis dalam bentuk buku. Permintaan itu membuahkan hasil
yang gemilang, di mana P. Jules Chevalier menulis dengan sangat detail mengenai
sejarah kekatolikan di Issoudun sejak awal sampai pada masa hidupnya di
Issoudun.
Sejak bagian pendahuluan
sudah jelas terlihat bahwa Issoudun adalah daerah kristianisme yang sudah
sangat lama. Bahkan diyakini oleh P. Jules Chevalier sendiri bahwa Issoudun
adalah daerah kekristenan yang diajarkan langsung oleh rasul Nathanael. Pater Jules Chevalier menulis:” Issoudun adalah salah satu kota tertua di Berry. Iman kekristenan sudah
lama berakar. Santo Ursin, Rasul Nathanael dalam Injil, muncul di temboknya,
mematahkan berhalanya, membangun gereja-gereja dan mempertobatkan penghuninya.
Kota kuno Issoudun ini berkembang dan menutupi tanahnya dengan gereja, biara,
rumah sakit, dan amal. »[1]
Tentu P. Jules Chevalier bukanlah satu-satunya yang mengatakan bahwa daerah
Berry dievangelisasi oleh Santo Ursin atau Nathanel. Itu sudah menjadi pendapat
umum pada masanya dan bahkan sampai saat ini bagi orang-orang yang sensitif
dengan soal historis. Dikatakan bahwa ada sebuah tradisi yang menginginkan
Prancis diinjili pada tahun-tahun awal Kekristenan. Tradisi ini juga menyangkut
misalnya Saint Front de Périgueux, Saint Austremoine di Auvergne, Saint Martial
di Limoges. Santo Ursin adalah Nathanael untuk keuskupan agung Bourges. Dialah
seorang murid Kristus yang melakukan pembacaan tulisan suci selama Perjamuan
Terakhir Tuhan. Saint Ursin bahkan dianggap sebagai salah satu dari Saints of Berry, dan untuk
alasan yang baik, dialah yang datang untuk mengkristenkan tanah Berry, karena
itu menjadi uskup pertama dari keuskupan Bourges. Keuskupan Agung Bourges merayakannya pada tanggal 9 November.
Pada peringtan Santo Bartolomeus hari ini,
kita mendengar dalam injil, Yesus memanggil Filipus, yang memiliki ide
untuk berbicara dengan Nathanael. Siapa Nathanael ini? Jika orang Galilea dari
Kana ini (lih. Yoh 21: 2) ada di tepi sungai Yordan, itu karena pemberitaan
Yohanes Pembaptis menariknya. Jika Filipus berbicara kepadanya tentang
"seseorang yang tertulis dalam hukum Musa dan di antara para nabi",
itu karena dia tahu betul bagian-bagian Alkitab tentang kedatangan Mesias. Jika
Yesus memanggilnya orang Israel sejati dan tidak ada kelicikan, itu karena ia
dengan tulus berusaha untuk memenuhi Hukum Musa dengan kebenaran. Karenanya,
Nathanael adalah seorang yang penuh dengan kualitas, bukan hanya seorang ahli
Kitab Suci, tidak hanya seorang Israel yang penuh respek terhadap Hukum, tetapi
juga seorang yang mencari, seseorang yang dipenuhi dengan hasrat tulus untuk
bertobat.
Nathanael bisa saja tinggal di bawah pohon ara dan memuaskan diri dengan
menertawakan undangan Filippe. Tapi dia mengambil keputusan lain,
keputusan yang akan mengubah jalan hidupnya. Dia memutuskan untuk melepaskan
keamanannya. Nathanael meninggalkan segalanya untuk mengikuti Yesus.
Meninggalkan bayangan pohon ara berarti meninggalkan dosa. Dalam Kitab Suci,
"di bawah setiap pohon hijau" itulah para penyembah berhala. "Di
bawah setiap pohon hijau" itulah orang-orang Ibrani, pada gilirannya,
melanggar perjanjian dengan Allah dan melacurkan diri mereka sendiri (lih. Dt
12,2, Jer 2,20, dll).
Untuk menjauh dari pohon
ara, meninggalkan idola-idola kita, itu berarti melepaskan janji-janji palsu
tentang kebahagiaan, kesenangan, uang, kekuatan, ketenaran, semua yang pada
awalnya tampak menarik, tetapi yang kemudian diungkapkan lingkaran setan dan menghancurkan hidup kita. Pusat daya
tarik yang dituju Nathanael dan yang tidak akan ia tinggalkan, adalah
seseorang. Itu adalah Yesus, Kristus.
Pertemuan antara
Nathanael dan Yesus sungguh special. Dalam beberapa detik, pria muda dari Kana
itu berubah dari rasa ingin tahu menjadi iman. Dia tahu betul bahwa Mesias
harus datang dari Betlehem, bukan dari Galilea. Selain itu, Nazareth hanya
berjarak sekitar sepuluh kilometer dari desanya sendiri, dan dia tahu dari
pengalaman bahwa dalam daftar kota-kota terhormat di Galilea, itu pasti akan
memiliki tempat terakhir. Namun dia tidak berpegang teguh pada prasangka dan
dia setuju untuk pergi dan melihat siapa Yesus ini. Dan begitu dia melihat-Nya,
segera setelah dia mulai berbicara dengan-Nya, Nathanael ditaklukkan. Mulai
sekarang, tidak akan ada jalan untuk kembali. Dia akan mengikuti Tuhan sampai
akhir.
Dalam Injil St. Yohanes,
Natanael hanya akan ditemukan sekali, pada bagian paling akhir, pada bab
terakhir. Dia akan menjadi bagian dari kelompok kecil dari tujuh murid yang
kepadanya Yesus yang bangkit akan muncul di pantai Danau Tiberias. Dia akan
menyaksikan tangkapan ajaib, dia akan memakan ikan bakar yang disiapkan oleh
Tuhan, dia akan melihat luka-luka penyaliban dalam tubuh-Nya yang mulia.
Kesaksiannya, seperti kesaksian para rasul lainnya, akan menjadi mata rantai
pertama dalam rantai yang akan melintasi abad hingga hari ini, bagi kita. Bahkan Pater Jules Chevalier sendiri meyakini bahwa
daerah Issoudun adalah hasil karya missioner dari Rasul Natanel. Semua ini
tidak akan mungkin terjadi tanpa langkah pertama ini, pada hari ia meninggalkan
pohon ara untuk bertemu dengan Tuhan.
[1] Isi surat Pater Jules Chevalier pada tahun1899 kepada uskup agung
Bourges, Mgr. Servonnet untuk menjelaskan mengenai Issoudun dan sejarah
kekristenan masa silam.
Mantap bro
BalasHapus