Langsung ke konten utama

NAPAK TILAS “JULES CHEVALIER” DI BEBERAPA KOTA DI PERANCIS BERSAMA PARA SUSTER MSC KOREA



Di kota Ars


Seperti biasanya setiap tahun para suster MSC Korea datang ke Eropa, termasuk di Perancis. Tahun ini, 8 suster MSC Korea mengadakan napak tilas di beberapa negara di Eropa. Untuk negara Perancis, mereka mengadakan napak tilas pada tanggal 21-29 Juli 2017. 
Di salah satu ruangan di Issoudun

Mr. Roland (awam keluarga Chevalier asal Perancis) dan pastor Yongki Wawo, msc menemani para suster ini selama mengadakan napak tilas di Perancis. Tentu tidak hanya napak tilas, tetapi juga ada pendalaman-pendalaman materi mengenai spiritualitas dan charisma pater Jules Chevalier serta “Bunda Hati Kudus.” Kendala bahasa tidak menjadi masalah. Pada umumnya mereka hanya bisa bahasa Korea. Ada dua di antara mereka yang bisa bahasa Inggris, yang membantu para saudari susternya untuk mengerti segala penjelasan yang diberikan oleh Mr. Roland dan Pastor Yongki . 
Ikut berdoa bersama komunitas Taize

Beberapa kota dan desa yang mereka kunjungi antara lain Issoudun, Bourges, Richelieu, Fontgombolt, St. Gaultier, Paray le Monial, Taize, Ars. Perjalanan kami dari desa ke desa dan dari kota ke kota selama beberapa hari menggunakan jasa angkutan bus sebuah biro perjalanan resmi.
Mengapa Issoudun ? karena Issoudun adalah tempat lahir tarekat MSC di mana di sana ada basilika Hati Kudus, Kapela Bunda Hati Kudus, Kubur pendiri MSC, PBHK dan awam Chevalier, dan merupaka tempat ziarah yang cukup dikenal di Perancis.
Basilika Hati Kudus di Paray le Monial

Bourges adalah tempat studi P. Jules Chevalier, pendiri MSC selama masa pendidikan di seminari tinggi. Di katedral Bourges, p. Jules ditahbiskan pada tanggal 14 Juni 1851. Para suster berkesempatan masuk ke dalam katedral Bourges yang indah dan bahkan bisa naik ke atas tower katedral dengan jumlah anak tangga 396 untuk melihat kota Bourges secara keseluruhan. Wowww…luar biasa indah, cetus seorang suster yang selera humornya begitu tinggi.
Richelieu adalah kota lahir p. Jules Chevalier, di mana dia melewati 15 tahun pertama masa hidupnya. Di tempat itu kami berkesempatan misa di gereja di mana Jules Chevalier dibabtis. Banyak kisah menarik mengenai kehidupan Chevalier selama 15 tahun pertama hidupnya di kota yang dibangun oleh kardinal Richelieu dan sering didatangi oleh Vincent de Paul, pendiri tarekat CM itu.
diskusi dengan seorang bruder Taize
Fontgombault adalah sebuah desa kecil di mana ada biara benediktin yang terkenal. Di biara itulah p. Jules Chevalier pernah mengadakan retret bersama p. Charles Piperon, sesaat ketika P. Maugenest diangkat menjadi pastor paroki katedral Bourges. 

Setelah dari Fontgombault, kami ke arah St. Gaultier, yang adalah tempat studi p. Chevalier selama masa Pendidikan seminari menengah.
Hari-hari selanjutnya kami ke arah Paray le Monial, di mana di situ ada kapela penampakan kepada St. Maria Margaretha Alacoque. P. Jules Chevalier sangat tertarik pada ajaran dan semangat devosi kepada Hati Kudus Yesus sesuai ajaran santa itu. Pada saat kami ke kota itu, ada ribuan anggota komunitas Emanuel yang sedang mengadakan sesi retreat sepekan. Maklum selama musim panas, komunitas itu giat mengadakan sesi-sesi di Paray le Monial, dengan gaya khas karismatik. 
Ribuan orang yang mengikuti sesi komunitas Emanuel di Paray le Monial

Hari berikutnya kami ke arah Taize. Kota ini memang tidak ada hubungan dengan p. Jules Chevalier. Namun karena kami hendak ke arah Ars, maka kami pun bersempatan « mengalami aura rohani yang begitu besar » di desa kecil itu. Sebelum masuk ke arah Taize kami melewati daerah Cluny yang tentunya sangat terkenal dengan biara Cluny.
APA YANG manarik di Taize ? Menarik sekali bahwa desa yang kecil itu, jumlah penduduknya hanya 190 orang, namun setiap tahun ada puluhan ribu anak muda dari berbagai negara datang ke tempat itu. Kami berkesempatan mengikuti kegiatan doa selama sehari di tempat itu. Kami sempat nonton video singkat mengenai sejarah berdirinya komunitas Taize. Ada tiga kata kunci komunitas itu : persaudaraan, kesederhanaan, dan keheningan. Masalah Bahasa tidak menjadi hambatan. Mereka yang ikut kegiatan di Taize menjalin persahabatan di antara mereka. 
berdoa di depan jenazah utuh santo Yohanes Maria Vianey
Setelah nonton video singkat, kami disambut oleh seorang bruder komunitas Taize asal India. Dia memberikan penjelasan tambahan kepada para suster Korea. Pada akhir pertemuan itu, dia mengatakan kepada saya bahwa “sudah ada 3 bruder komunitas Taize asal Indonesia.” Ada juga yang akan mengikuti kegiatan “Asian youth day 2017” di Yogyakarta. 
Sukacita setelah berhasil naik tangga ke arah tower katedral Bourges
Last but not the least, kami menutupi rangkaian peziarahan kami ke kota Ars. Sebuah kota kecil yang menarik begitu banyak orang untuk datang ke tempat itu. P. Chevalier berkesempatan bertemu meminta nasihat dan doa dari pastor dari Ars. Tidak sampai satu bulan setelah pertemuan itu, Pastor dari Ars meninggal dunia. Kami berkesempatan menginap di kota itu serta mengadakan ziarah ke beberapa tempat penting di tempat itu, di mana di dalam gereja yang indah ada jenasah pastor dari Ars yang masih utuh. Dia adalah pelindung para pastor paroki seluruh dunia. Pastor dari Ars, doakanlah kami sebagaimana Engkau Bersama pastor Jules Chevalier Bersama-sama mengadakan novena untuk karya misi “keluarga Chevalier”, AMIN


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug