Kali ini saya mengajak kita semua untuk bermenung mengenai semangat MISI
pendiri MSC, Jules Chevalier. Menarik
sekali kalau kita membaca kembali surat Jules Chevalier kepada kardinal Simeoni
tertanggal 16 April 1881, perihal tanggapan untuk mengirim misionaris ke Papua
New Guinee. Dari kata-kata dalam surat itu kita bisa melihat betapa pendiri
kongregasi kita memiliki semangat yang luar biasa untuk misi. Bahkan dia mengajak para konfraternya, demi misi, agar tidak takut untuk menyerahkan
nyawa sekalipun jika itu harus terjadi “jusqu'à donner sa vie s’il le faut”.
Permintaan tahta Suci mengenai misi di Melanisia, tidak pernah terlintas
dalam pikiran Jules Chevalier. Dia menulis : »Kami tidak pernah berpikir bahwa Tahta Suci melemparkan pandangan ke para
misionaris kami yang hina dina ini untuk suatu misi yang luar biasa penting. » Pater Jules Chevalier sadar akan keterbatasan manusiawi: di mana
di tempat misi bisa dijumpai rupa-rupa kesulitan. Menanggapi surat dari Kardinal Simeoni, Jules
Chevalier menyadari bahwa misi di daerah Melanesia bukanlah hal yang gampang.
Dia menyebut beberapa karakter tempat misi itu antara lain : » adat
istiadat, bahasa yang sulit, iklim daerah katulistiwa, temperan orang-orang
yang masih « liar. » Dalam satu kata, misi di tempat itu tidak lain
adalah sebuah karya apostilik yang banyak menuntut energi.
Namun demikian Jules Chevalier dalam semangat kerendahan hati menerima misi
itu dengan penuh iman. Dalam situasi saat itu (1881) tarekat baru berumur 27
tahun dan belum banyak memiliki anggota (29 orang imam, 3 bruder, 26 frater),
Jules Chevalier menjawab positif untuk mengirim para MSC ke daerah yang sulit
itu.
Surat kardinal Simeoni kepada Chevalier tertanggal 25 maret 1881 untuk
permintaan misi ke Melanesia dilihat oleh Jules Chevalier sebagai tanda
surgawi. Tanggal 25 Maret adalah salah satu Hari Raya penting dalam Kalender
Liturgi Gereja Katolik. Tanggal itu adalah Hari Raya Kabar Sukacita kepada
Maria sekaligus peristiwa Inkarnasi Sang Mahakudus. Injil mengatakan kepada kita
bahwa Gabriel datang ke rumah Maria di Nazaret. Bunda Maria amat terkejut
melihat kedatangan seorang utusan Allah. Gabriel berkata kepadanya, “Jangan
Takut! Engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Engkau akan melahirkan seorang
putera. Nama-Nya ialah Yesus.”Kata Maria, “Bagaimana mungkin itu terjadi? Aku
belum bersuami!” Malaikat menjawab, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau. Sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.”Maria taat kepada Allah, maka
katanya, “Aku ini hamba Tuhan! Jadilah padaku menurut perkataanmu itu.”
Semangat
kerendahan hati dan kesederhanaan Bunda Maria inilah, menjadi sumber inspirasi
Jules Chevalier untuk menjawab YA demi misi. Bersama Bunda Maria, Jules
Chevalier berkata :« Ancilla Domini, fiat mihi secundum verbum tuum. » Dan bersama Santo Petrus dia
berujar : »In Verbo tuo laxabo rete. »
SELAMAT
BERMENUNG!!
Komentar
Posting Komentar