MASA BIASA – SELASA, 5 JUNI 2018
INJIL : MARKUS
12,13-17
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8xThbGPyB7wDpYJtCXowtZJHTfZYbDDo1nN_ycPgn2qj3QcWq4DncPphiavtElV_iYeQnDE6ZWSbM4dfkaGwlxmEInaBrg_zhW1N1ahqiEjFCrNSJ23lYgflTtGvlP3yys8P-zHhraOY/s400/26068a43bdc3bc513c3fa03c890b3faf.gif)
Hari
ini saya tergerak untuk menuangkan tulisan mengenai sesuatu yang berhubungan
dengan hati, yakni “bahasa hati.” Sering kali kita mendengar ungkapan “kalau bicara, bicara pakai hati, jangan
bicara pakai kepala.” Maksudnya jelas, diharapkan agar dalam relasi antarmanusia,
“komunikasi hati”adalah yang utama. Secara singkat dapat dikatakan bahwa bahasa hati, tidak memiliki alasan, atau harapan, atau
logika eksternal. Dia tulus dan tulus. Ia hidup di dalam diri
kita dan memungkinkan kita untuk melihat secara baru hal-hal di luar diri kita.
Saya baru saja menonton film dalam hubungan dengan bahasa hati dari Gregg Braden mengenai "kekuatan bahasa hati." Kali ini Gregg berbicara tentang
koherensi. Ketika sejumlah kecil individu memutuskan untuk
menciptakan apa yang disebut oleh Gregg Braden sebagai koherensi, atau koherensi psikofisiologis, koherensi ini menyebar
di medan magnet dan secara positif mempengaruhi perasaan dan sikap dari banyak
orang yang bahkan tanpa partisipasi sadar di pihak mereka, menjadi lebih kooperatif, kurang agresif dan lebih
bersemangat untuk menemukan solusi untuk masalah yang mereka hadapi bersama. Hanya membutuhkan beberapa orang yang tahu bahasa hati bagi orang lain untuk mendapat manfaat juga. Dengan
demkian tampak bahwa bahasa hati
menyembuhkan konflik.
Pada zaman now
yang semakin diwarnai adanya semangat individualisme, di mana ego, penampilan,
kebanggaan semakin menjadi hal utama bagi kebanyakan orang, penting juga untuk
membuka kembali hati kita dan untuk menciptakan kontak yang otentik dan
mendalam, untuk menghidupkan bahasa hati. Bahasa hati tidak pernah berbohong,
bahasa hati tidak pernah menipu, bahasa hati penuh kesederhanaan diakui di mana
pun, bahasa hati tidak memiliki batas.
Pelajari lebih banyak dan lebih lagi bahasa hati yang
akan mengekspresikan diri kita melalui tampilan kita yang penuh Cinta, senyum kita,
seluruh kepribadian kita. Untuk
sampai pada bahasa jenis ini berarti kita harus mengenal diri
sendiri agar bisa berjalan di jalan cinta sejati. Beberapa pilar bahasa hati antara lain kerendahan hati, kesederhanaan, transparansi atau
kepolosan seperti anak-anak. Kita semua pembawa frekuensi bahasa model ini, dan cinta
meningkatkan getaran positif ke semua orang yang kita jumpai.
Meditasi:
BAHASA POLOS?????Dalam hidup harian kita punya waktu
untuk memilih, untuk mengubah, waktu untuk "menempatkan" hidup kita
lagi dalam dinamika Tuhan. Salah satunya lewat cara kita berbicara. Dalam
bacaan injil kita bisa melihat Bahasa para koruptor, bahasa kemunafikan. Bukan
kita yang mengatakannya, tetapi Yesus, mengetahui kemunafikan mereka ".
Mereka hanya mencintai diri mereka sendiri dan dengan demikian berusaha untuk
“menipu, untuk memimpin yang lain dalam kebohongan mereka, dalam penipuan
mereka. Mereka memiliki hati layaknya seorang pendusta; mereka tidak bisa
mengatakan yang sebenarnya.
Bahasa dalam nada kebenaran selalu berbarengan dengan
cinta. Tidak ada kebenaran tanpa cinta. Cinta adalah kebenaran pertama. Dan
jika tidak ada cinta, tidak ada kebenaran. Orang munafik, sebaliknya,
"menginginkan kebenaran yang merupakan budak bagi kepentingan mereka
sendiri." Bahkan jika di rumah, ada bentuk cinta; tetapi itu adalah
"cinta untuk diri mereka sendiri", semacam "penyembahan berhala
narsis yang menuntun mereka untuk mengkhianati orang lain .
Kemanisan yang Yesus ajarkan kepada kita mengenai tutur
kata adalah adalah mengenai bahasa sederhana, seperti anak kecil. Yesus
berkata: ketika kita berbicara KATAKAN ya JIKA ya, tidak JIKA tidak, dengan
jiwa seorang anak kecil. Apakah kita sudah berbicara jujur dalam semangat
cinta? "Biarkan bahasa kita menjadi evangelis". Dan "marilah
kita memohon kepada Tuhan agar hari-hari hidup kita dari bibir kita keluar
bahasa yang sederhana, bahasa anak, bahasa anak-anak Allah: yakni , berbicara
dalam kebenaran cinta". AMIN
Yongki
Wawo, MSC
38 place du Sacré-Cœur
BP 154 ISSOUDUN CEDEX
36105-FRANCE
Komentar
Posting Komentar