Langsung ke konten utama

Kamis Putih: Pesta Persaudaraan PARA IMAM





KITA semua tahu bahwa Kamis Putih adalah juga pesta bagi para imam. Tak heran misalnya di Perancis, hampir di setiap kevikepan para imam berkumpul di suatu tempat tertentu untuk merayakan pesta bersama dalam makan siang bersama. Hari ini di Issoudun misalnya, komunitas MSC Issoudun mengundang para imam yang bekerja di wilayah sekitar Issoudun untuk makan siang bersama di komunitas MSC Issoudun.  

Gereja memperingati malam ketika Kristus melembagakan Ekaristi dan imamat dengan kata-kata ini: "Lakukan ini untuk mengenangkan AKU. Pada setiap kaali misa, seorang imam mengatakan, dalam persona Christi, kata-kata Yesus itu. Juga, malam Kamis Suci, setiap imam menghidupkan kembali pesta lembaga imamat pentahbisannya sendiri. Dia menarik darinya dari sumber sukacita pemberian diri Kristus dalam sakramen dan memanifestasikan amal Allah bagi setiap orang yang dibaptis. Pada hari itu, seluruh Gereja bersukacita bersama mereka dalam harta keimamatan yang memberi mereka Ekaristi dan Sabda Tuhan. Kamis Putih adalah momentum untuk membagikan kegembiraan ini kepada dunia.
 
Mengapa para imam berkumpul untuk pesta ini?

Gereja meminta agar semua imam di setiap keuskupan berkumpul di sekitar uskup mereka untuk merayakan Misa Krisma, di mana mereka memperbarui bersama janji imamat mereka dan menegaskan kembali penyatuan mereka dengan Kristus, kesetiaan kepada Firman Allah dan sakramen.  Untuk alasan praktis, di Bourges misalnya, perayaan ini berlangsung, bukan Kamis yang sama, tetapi dua hari sebelumnya, pada hari Selasa dalam pekan suci. Karena itu para imam memperkuat presbyterium. Istilah ini menunjuk, pada keuskupan, semua imam yang terikat pada persekutuan di sekitar uskup mereka. Ketika presbyterium hidup dalam persatuan, itu memenuhi doa Kristus, selama doa imamatnya: "Bapa, jadikan mereka satu, seperti Engkau dan Aku adalah satu." Memang, imamat adalah tanda cinta untuk mengemban misi  Kristus.

Buah rohani apa yang didapat para imam dari perayaan bersama ini?

Para imam ingat bahwa imamat  diterima dari Allah, bukan dari manusia. Mereka juga mendapatkan sukacita kesetiaan dan persekutuan dengan komunitas. Para imam yang lebih tua (tentu juga yang muda), atau merayakan Yobel keimaman mereka, seringkali sangat senang menjalani Misa Krisma ini yang mengingatkan mereka akan perjalanan panjang kesetiaan kepada imamat yang telah mereka jalani sepanjang hidup mereka. Selain itu, persekutuan ini mengingatkan kita bahwa tidak ada anggota presbyterium yang memiliki kepenuhan imamat yang tetap merupakan misi yang diterima dan pelayanan yang harus dilakukan dalam persekutuan Gereja.

Apakah ini satu-satunya kesempatan di mana mereka dapat hidup dalam persaudaraan ini?

Tentu saja Tidak. Di Perancis, para imam muda diserap oleh banyak pelayanan mereka. Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka memiliki kesempatan lain untuk bertemu satu sama lain. Ada juga kebiasaan di beberapa keuskupan di Perancis, di mana ada kesempatan berkumpul bersama setiap minggu.Dalam regio Tours, para imam balita mengadakan kegiatan pembinaan dua kali dalam setahun di daerah Beagency, keuskupan Orleans. 

SELAMAT MERAYAKAN TRIDUUM PASKAH 2019

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug