Langsung ke konten utama

MAKHOTA DURI YESUS, DISELAMATKAN OLEH SEORANG PASTOR DI PERANCIS....


Di tengah hingar bingar berita kesedihan warga Paris dalam peristiwa kebakaran katedral Notre-Dame de Paris, mungkin nama Pastor Jean-Marc Fournier lolos dari perhatian publik. Dia tidak hanya pastor kapelan untuk para pemadam kebakaran kota Paris, tetapi juga anggota pemadam kebakaran yang turut berpartisipasi berjam-jam dalam memadamkan si jago merah. Dialah yang yang ikut serta dalam penyelamatan mahkota duri dan Sakramen Mahakudus selama kebakaran katedral yang agung itu di malam hari tanggal 15 Apri lalu. Tentu yang dimaksudkan dengan Mahkota duri dalam konteks ini adalah  Mahkota duri Yesus yang dipindahkan dari Yerusalem ke Konstantinopel sampai dibeli oleh Louis IX, calon Santo Louis. Mahkota itu dibawa ke Notre-Dame de Paris pada tanggal 19 Agustus 1239. Terlindung selama revolusi, itu akan mendapatkan kembali tempatnya setelah Concordat tahun 1801. Tentunya itu adalah salah satu peninggalan berharga dan dihormati di katedral itu. Mahkota itu ditahtakan setiap Jumat pertama dalam bulan pada pukul 3 sore, setiap Jumat Prapaskah pada pukul 3 sore dan Jumat Agung dari jam 10 pagi hingga jam 5 sore.
"Pastor Fournier adalah pahlawan absolut. "Dia tidak menunjukkan rasa takut ketika dia pergi menyelematkan relik di dalam katedral dan memastikan selamat dari kobaran api. Dia menghadapi hidup dan mati setiap hari, dan tidak menunjukkan rasa takut. "

Pastor Fournier telah menunjukkan keberanian ini di masa lalu. Pada 2015, ia bergegas ke dalam aula konser Bataclan untuk membantu yang terluka setelah kelompok teroris Daesh melancarkan serangan, menewaskan 90 orang. Imam itu juga seorang veteran angkatan bersenjata Prancis dan selamat dari serangan yang bertugas di Afghanistan, yang menewaskan 10 tentara. 

Sebagai kapelan untuk pemadam kebakaran,  pastor Jean-Marc bertugas 24 jam sehari. Dikatakanya bahwa sebelum peristiwa kebakaran Notre-Dame de Paris pada tanggal 15 Aprilitu, pada jam 18:30 sore dia masih berada di bawah Arc de Triomphe untuk menghormati para Prajurit Tidak Dikenal. Kemudian seharusnya setelah itu dia harus berpartisipasi dalam makan malam di sekolah militer. Ketika dia tiba di tempat makan malam, dia  melihat asap tebal di arah katedral Notre-Dame. Dia membuka hpnya, dan melihat bahwa  ternyata ada pesan dari Jenderal Gallet mengenai peristiwa kebakaran itu. Dia bergegas ke arah Notre Dame de Paris. Hanya dalam beberapa menit kemudian, dia sudah berada di samping katedral. Dia langsung mengenakan seragam pemadam kebakaran dan bergabung dengan pos komando Jenderal Gallet, yang saat itu sedang memaparkan situasi itu kepada presiden Macron, Anne Hidalgo (walikota Paris) dan rektor katedral, Mgr. Patrick Chauvet.
Hal yang menarik dalam peristiwa pemadaman kebakaran itu adalah soal keberanian untuk “menembus dalam kepulan asap dan kobaran api dan tidak membiarkan Yesus menjadi mangsa api. Dalam hal  ini dia berusaha untuk menyelamatkan tabernakel katedral dan mahkota duri Yesus. “Saya segera menetapkan bahwa prioritas absolut adalah untuk melindungi Mahkota Duri Suci dan Sakramen Mahakudus. Dengan letnan-kolonel di sisiku, kami berangkat untuk menemukan sexton atau siapa pun yang mungkin memiliki kode-kode peti tempat menyimpan relik berharga itu,” katanya kepada La Croix.
“Akhirnya, saya mendapatkan satu set kunci dengan pass. Ketika saya tiba di Kapel Sumbu, Kapel Kapitel Ordo Makam Suci, yang kebetulan saya adalah anggota, petugas pemadam kebakaran lainya baru saja merusak perlindungan mahkota untuk membawanya ke tempat yang aman di luar katedral. Dalam intervensi di situs rahasia, memang ada protokol yang sangat spesifik untuk menjaga barang-barang prioritas yang perlu dijaga.
Sakramen Mahakudus tidak ada dalam daftar itu, tetapi dia tidak dapat meninggalkan Yesus dalam nyala api. Dia ingin mengakses tabernakel pusat, tetapi itu tidak mungkin. Jadi dia pergi ke Kapel St. George dan memulihkan Yesus. “Dengan Siborium di tangan, saya memberikan berkat Sakramen Mahakudus” ke arah kobaran api. Pada saat yang sama, api telah mencapai menara tempat lonceng bergantung bagian  utara, dan Jenderal Gallet telah memerintahkan untuk memusatkan upaya orang-orang pada titik ini, untuk mencegah api  mencapai balok yang dibebankan dengan menjaga lonceng. Itu adalah 20 menit yang terkenal yang menentukan dalam penyelamatan Notre-Dame. “Bagi saya, tidak ada keraguan. Di luar manuver yang luar biasa dari sang jenderal, juga doa kepada Yesus ini, pada saat yang tepat ini, yang memungkinkan untuk memenangkan di saat-saat penting pertempuran. Setelah Yesus (Sakramen Mahakudus selamat), saya terus berpartisipasi, bersama dengan sepuluh petugas pemadam kebakaran lainnya, dalam menyelamatkan barang-barang berharga yang ada di semua kapel samping dan terpal yang diperlukan. Sakristi tidak terancam punah dan harta karun dilindungi amukan api. Semuanya dievakuasi hanya di malam hari oleh orang-orang dari Departemen Kebudayaan dan polisi.
“Itu bagian partisipasi saya.  Saya kemudian menyapa semua team pemadam kebakaran lainnya dan kembali ke rumah pukul 3 pagi. Saya merasa, untuk semua, api ini tidak seperti yang lain. Tindakannya adalah doa”, katanya dengan penuh keyakinan. Terima kasih atas kesaksian yang luar biasa ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia...

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia...

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. K...