Tak dapat
dipungkiri bahwa masing-masing kita memiliki pengalaman menarik dan tak
terlupahkan mengenai perjalanan, entah jauh maupun dekat. Yang
menarik dari sebuah perjalanan adalah mengenai sarana transportasinya. Terlepas
dari mobil, kapal laut, dan pesawat, ada juga yang lebih suka mengadakan perjalanan
lewat kereta api.
Saya
sendiri baru lihat pertama kali kereta api pada tahun 2006. Saat itu bersama 30
konfrater lainnya, kami sama-sama naik kereta api dari Surabaya ke Karangangyer-Kebumen.
Semua begitu antusias, walaupun harus berdesak-desakan dengan para penumpang lain.
Maklum kelas ekonomi.
Pater Jules Chevalier juga dalam masa hidupnya banyak melakukan
perjalanan. Dia biasanya ke Roma dan juga ke daerah lainnya di Perancis. Untuk pelayanan
pastoral di Issoudun, tentu dia berjalan kaki. Yang agak jauh
seperti ke Chezal Benoit, dia terbiasa dengan berkuda. Jaraknya kira-kira 18 km dari Issoudun. Itulah komunitas MSC pertama di luar Issoudun dan merupakan tempat pembinaan dan pendidikan bagi para calon MSC. Maklum saat itu hampir
tidak ada mobil. bayangkan mobil uap pertama dibuat pada tahun 1875.
Pastor Hans dan Pastor Bern Tethool berjalan dengan latar belakang bekas seminari kecil MSC diChezal-Benoît |
Untuk
pergi ke Paris atau ke Roma, pater Jules Chevalier menggunakan kereta api. Yah
waktu itu kereta api telah berkembang dengan
begitu cepat di Perancis. Pada tahun 1867, muncul lokomotif Forquenot, yang
disebut "Cantal" yang merupakan kereta api Prancis pertama yang
dilengkapi dengan 5 as roda, di jalur Paris-Orléans. Issoudun telah memiliki
rel kereta api waktu itu. Namun untuk pergi ke Paris misalnya, membutuhkan
kurang lebih 6 setengah jam. Bdk.
Surat yang ditulis oleh P. Jules Chevalier pada tanggal 28 sept.-1886.
Pater Jules Chevalier menulis : » Untuk
perjalanan kesembilanku ke Roma, saya meninggalkan
stasiun Issoudun pada hari Minggu, jam 1 jam 44 sore. Saya berganti kereta di
Paris pada jam 8 malam, dan pada hari Selasa jam 1:30 saya tiba di Roma. »
(L 18780306).
Pengalaman yang tak terlupakan oleh Pater Jules Chevalier
mengenai perjalanan adalah saat hendak ke Hyères.[1] Saat
itu dia ketinggalan kereta api di Vierzon. “Saya tidak bisa menjelaskan
kegilaan ini. Mata saya
terbuka lebar dan telinga saya tegang.Tidak sampai tengah malam saya menyadari
kemalangan saya. Rasa malu saya mencapai puncaknya. Saya
tinggal di stasiun kereta sampai jam 8 pagi keesokan harinya. Saya tiba di Lyon
pada jam 10 malam. “(L 18660121).
Di balik pengalaman ini Pater Jules Chevalier juga melihat nilia positif di baliknya:"
Dieu a permis ce
contretemps, je n’ai pas à m’en plaindre." Tuhan punya rencana di balik pengalaman ini, saya tidak perlu mengeluh mengenai keterlambatan ini. (L 18660121)
Untuk direnungkan :
« Notre vie est un voyage constant, de la naissance à la mort. Le paysage
change, les gens changent, les besoins se transforment, mais le train continue.
La vie, c'est le train, ce n'est pas la gare. » Paulo Coelho
« Hidup kita adalah perjalanan yang konstan, dari lahir
hingga mati. Pemandangan berubah, orang-orang yang kita jumpai berganti-ganti, kebutuhan
berubah, tetapi kereta terus berlanjut. Hidup itu ibarat kereta, bukan stasiun
kereta. " Paulo Coelho
[1] Hyères adalah komune di departemen
Var di Provence-Alpes-Côte d'Azur. Kota ini terletak di pantai Laut Mediterania
16 km sebelah timur kota Toulon.
Komentar
Posting Komentar