Tempat di mana P. Jules Chevalier memberi gelar kepada Maria "Bunda Hati Kudus" |
AWAL MULA GELAR BUNDA HATI KUDUS[1]
Pembangunan gereja Hati Kudus sudah rampung di Issoudun-Perancis Tengah. Pada musim panas
tahun 1857, suatu waktu setelah makan siang, bersama para konfraternya, Pater Jules
Chevalier (pendiri tarekat MSC dan suster PBHK) seperti biasanya berekreasi di
bawah pohon di taman biara Issoudun. Saat itu, P. Chevalier tiba-tiba berkata
memecahkan suasana yang agak santai:” di gereja kita yang baru dibangun,
kira-kira Patung Maria apakah yang akan kita letakan?” Semua semua memberi
pendapat. Tetapi P. Jules Chevalier berkata:” tidak..tidak..di dalam gereja
baru kita akan diletakan patung Bunda Hati Kudus. » Seorang konfrater
yang paling muda mengira bahwa gelar itu hanyalah berarti:” Patung Maria
yang diletakan di gereja yang didedikasikan kepada Hati Kudus. »Tetapi
pada kenyataanya lebih dalam dari itu.
Dia melanjutkan pembicaraan : » kita telah berjanji
kepada Maria untuk memberi penghormatan special kalau dia mendengarkan doa-doa
kita dalam novena untuk mendirikan tarekat kita (tiga tahun sebelumnya, yakni 8
Desember 1854). Dan gelar ini secara sempurna adalah bagian dari janji kita
kepadanya. Dengan mengucapkan gelar itu, kita berterima kasih dan memuliahkan Tuhan karena
telah memilih Maria dari antara semua ciptaan, untuk membentuk dalam rahimnya,
Hati Kudus Yesus. »
« Kita mengakui dengan gelar special
itu yang meringkaskan semua hal yang lain, kuasa yang tak terlukiskan di mana Bunda
Maria melahirkan sang penyelamat umat manusia. »
« Kita memohon kepada Bunda Maria untuk
menuntun kita kepada Hati Yesus putranya, untuk mengungkapkan kepada kita semua
misteri belaskasihan dan cinta yang masih terselubung, untuk membuka kepada
kita harta rahmat berlimpah di mana Yesus adalah sumbernya, untuk menyebarkan
rahmat itu dari tangan keibuannya untuk semua orang yang bermohon atau meminta perlindungannya. »
« Pada akhirnya, sebagaimana kuasa
Maria melampui batas kemampuan pikiran kita untuk memahaminya, bahwa Yesus selalu
menjawab keinginan dan permohonan-permohonan rendah hati dari ibu-Nya, maka kita
juga mempercayakan segala kesulitan dan keputusasaan dalam tatanan spiritual dan tatanan temporel kita kepada Bunda Maria »
Percayalah, itu semua terkandung dalam doa :”Bunda
Hati Kudus, Doakanlah kami. » Pada saat itu, P. Jules Chevalier sadar
bahwa gelar kepada Bunda Maria yang baru saja dia perkenalkan kepada pada
konfraternya sungguh merupakan hal baru. Walau demikian mereka mendengarkan
penjelasan itu dengan penuh antusias. Tentu sebelum berujar gelar « Bunda Hati
Kudus » P. Jules Chevalier sudah bermeditasi dan berefleksi secara
mendalam, namun dia tetap butuh waktu untuk terus mendalami gelar itu (studi
dalam pandangan para teolog) sebelum disebarluaskan secara publik.
Pada akhir rekreasi siang itu, P. Jules
Chevalier berpaling kepada seorang konfrater yang paling muda, yang agak belum
terlalu yakin akan gelar itu. Dia berkata kepadanya dalam nada yang agak jenaka : »Untukmu
yang agak kurang yakin akan gelar baru ini, sebagai penitensi, tulisalah dalam
huruf bagus dan besar, di sekitar patung Maria ini : » Bunda Hati
Kudus, Doakanlah Kami » *dalam bahasa Perancis : « Notre
Dame du Sacré-Cœur, priez pour nous. » Pater muda itu mentaati
dengan suka cita permintaan P. Jules Chevalier untuk menuliskan kata-kata itu di sekitar patung di taman
biara MSC Issoudun-Perancis Tengah, tempat di mana mereka selalu duduk-duduk
untuk rekreasi setelah makan siang, pada musim panas. Saat ini tempat itu ada patung Bunda Hati Kudus dan menjadi tempat bakar lilin, di mana para peziarah yang datang dari berbagai daerah di Perancis dan seluruh dunia berdoa meminta perlindungan kepada Bunda Hati Kudus. Bunda Hati Kudus, doakanlah kami....
Issoudun, 26 November 2019
Yongki Wawo, MSC
Issoudun, 26 November 2019
Yongki Wawo, MSC
[1] Semua kutipan ini saya terjemahkan secara
bebas dari buku “Pouvoir de Notre-Dame du Sacré-Cœur, par le p. Piperon,
page 23, ancienne édition (Archiconfrérie de Notre Dame du Sacré-Cœur,
Issoudun).
Komentar
Posting Komentar