Langsung ke konten utama

OH TUHAN…………………….. (sebuah doa dalam masa pandemi virus Covid-19)


Oh Tuhan….
Dengan adanya pandemi Covid-19, wajah dunia berubah beberapa bulan ini
Hiruk pikuk di jalan tak ada lagi
Di mana-mana suasana sepi
warga dunia tampak sedang menjalankan retret agung ilahi

Oh Tuhan,
Ampunilah dosa-dosa kami
Mungkin selama ini kami terlalu mengandalkan kemampuan manusiawi kami
Dan melupakan Engkau sang sumber rahmat surgawi
Egoisme dan acuh tak acuh sebagai penyakit zaman masih akut di bumi ini

Oh Tuhan,
Sampai saat ini, negara maju pun mengakui bahwa Covid-19 ini masih misteri
Belum ada vaksin yang bisa mengobati virus mematikan ini
Sudah begitu lama manusia yang sombong “meng-tuhankan” kemampuan diri
Mereka mengira bahwa tanpa Engkau semuanya bisa diatasi

Ampun beribu ampun, Ya Allah yang maha kasih,
Saat ini kami hanya bisa tinggal di rumah kami masing-masing
Mungkin di antara kami ada yang sudah merasa “sunyi, sepi, sendiri”
Kami hanya bisa saling menyapa lewat saluran komunikasi
Bahkan keindahan ciptaan-Mu pada musim semi ini tak bisa lagi kami nikmati

Oh Tuhan,
Semoga rahmat-Mu yang tak terbatas turun atas kami
Semoga pandemi ini segera berakhir…
Dan semoga kesombongan kami umat manusia dikikis habis
Dan hari demi hari kami umat-Mu semakin rendah hati

Oh Tuhan,
Berilah kami rahmat kesabaran untuk menghadapi pandemi ini
Semoga kami tetap menaruh iman, harap dan kasih
Dan mempraktekan ajaran-ajaran-Mu kepada segenap ciptaan-Mu di muka bumi ini.
Untuk meraih hidup kekal di surga abadi. Amin

By: P. Yongki Wawo, MSC
Issoudun-Perancis, 14 April 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug