Langsung ke konten utama

ROH KUDUS (SEBUAH RENUNGAN !!)




Mungkin di antara kita sudah ada yang mengalami peristiwa apes ketika dalam perjalanan harus mengalami ban pecah (mobil, motor, atau pun sepeda). Rasa kecewa bertambah kalau tujuan yang ditempuh masih jauh, atau rasa lapar sudah tak tertahankan.  Jalan satu-satunya adalah harus membereskan ban yang kempis itu.
Saya juga pernah mengalami pengalaman pecah ban, yakni pada saat masih menjalankan tahun pembinaan sebagai calon imam di Novisiat Karanganyer-Kebumen, Jawa Tengah. Saat  itu kurang lebih 13 tahun silam, saya bersama dengan konfraterku P. Steven Belyanan, MSC jalan-jalan di Gombong, pada masa live in dengan menggunakan sepeda. Saat itu P. Steven yang mengayuh sepeda sampai di sekitar Rumah Sakit Gombong. Karena kami naik sepeda berdua, maka ban sepeda pun jadi kempis. Dalam perjalan pulang ke rumah tempat live-in yang jaraknya cukup jauh (yakni di rumah orang tua P. Hertanto, MSC), kami harus mendorong sepeda malang itu. Ban sepeda tanpa udara, tidak berfungsi sebagaimana mestinya.  Udara di dalam ban tidak kelihatan, tetapi memiliki kekuatan, bahkan bisa membawa beban yang berat. 

Saya ingat pengalaman ini karena pada hari ini bacaan Injil berbicara mengenai “Roh Kudus.”  Injil Yohanes yang kita dengarkan pada hari ini berbicara mengenai kelahiran kembali.  Kepada Nikodemus Tuhan Yesus mengatakan bahwa pekerjaan Roh Kudus adalah seperti angin yang bertiup.  Dari mana datangnya dan ke mana perginya angin itu kita tidak tahu, tetapi tiupannya dapat kita rasakan.  Kita tahu dengan yakin bahwa angin itu ada karena kita merasakan hadiratNya. 

Seperti Nikodemus, kita mungkin bertanya-tanya bagaimana caranya dilahirkan kembali? Yesus memberi tahu kita bahwa kelahiran kembali adalah rahmat dari Allah sendiri, dan bahwa Yesus yang membawa kita kepada kehidupan baru itu melalui salib dan kebangkitan-Nya. Inkarnasi, Allah menjadi manusia dan tinggal di antara kita tidak lain untuk mengangkat kita bersamanya ke kehidupan ilahi. Yesus memberi tahu kita bahwa untuk dilahirkan kembali, kita harus percaya kepada Dia yang adalah hidup. jika kita percaya kepadaNya, Kristus memberi kita Roh Kudus-Nya (baptisan / krisma). Roh Kudus adalah nafas Tuhan yang membaharui segalanya. 

Roh Kudus: dalam bahasa Ibrani adalah ruah, nafas.  Dalam bahasa Latin adalah spiritus. Dalam bahasa Yunani adalah pneuma. Orang Perancis begitu akrab dengan kata terakhir ini karena dalam bahasa Perancis pneumatique adalah ban mobil, motor, atau pun sepeda. Tentu ban kendaraan dan Roh Kudus secara etimologis berasal dari akar kata yang sama, yang menunjuk « angin, nafas ».  Bandingkan pengalaman ban pecah. Tanpa udara di dalam ban, kita tidak bisa cepat sampai ke tujuan. Demikian pula dalam hidup rohani kita. Jika “Tanpa hembusan Roh Kudus” maka hidup kita akan menjadi hambar, kering. Kita sering mengatakan bahwa kita lelah, kecewa dalam kehidupan manusia dan spiritual kita, “mengempis”. Nafas Tuhan yang tak kelihatan berhembus dan membuat hidup kita lebih bersemangat. Tuhan selalu ingin memastikan bahwa kehidupan Kristiani dan manusiawi kita tidak kekurangan nafas atau udara. (Tuhan tidak ingin kita menjadi orang Kristiani yang kekurangan udara, nafas alias suam-suam kuku).
Kita bisa juga bandingkan dengan aktivitas kita setiap bangun pagi. Kita membuka jendela dan pintu agar udara segar, nafas segar masuk dan membasmi semua racun dan udara kotor yang berkeliaran di kamar kita. Apalagi dalam masa virus corona seperti sekarang ini, pasti kita lebih rajin lagi membuka pintu dan jendela rumah kita.  Kita juga sebagai manusia dalam ranah spiritual membutuhkan udara segar dari Roh untuk memperbarui diri kita, sehingga hidup kita terasa menyenangkan (tidak berjamur atau hilang semangat). Oleh karena kita harus membuka “hati” kita untuk menjadi tempat kediaman-Nya.
Dikatakan akhir-akhir ini bahwa polusi mencekik kita dan mencegah kita bernafas dengan baik. Dan ada juga epidemi covid-19 ini. Kita tahu betul bahwa mereka yang meninggal begitu banyak akhir-akhir di dunia saat ini tidak lain karena mereka kehabisan napas, paru-paru mereka kekurangan udara. Dalam kehidupan spiritual kita itu bisa menjadi hal yang sama, kita bisa kehabisan udara, kehabisan napas dan kehidupan spiritual kita dalam bahaya, kadang-kadang dalam bahaya kematian. Maka nafas Roh harus memasuki kita untuk membantu kita bernafas dalam-dalam, sehingga kehidupan ilahi dapat tumbuh dan berlanjut.
Terkadang juga dalam hidup kita, kita memiliki semua jenis godaan, pikiran negatif, sehingga kita membutuhkan hembusan kuat Roh Kudus yang akan menyapu semua kekacauan yang bercokol di dalam hati kita. Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus….Kehadiran Roh Kudus itu nyata di dalam hidup orang percaya;  meski tidak terlihat, karyaNya yang ajaib dan dapat kita rasakan. Sudah saatnya kita harus mengubah metode kita untuk mengarahkan perahu kehidupan kita. Jangan percaya bahwa hanya dengan mendayung saja kita akan pergi ke ujung jalan kita (alias mengandalkan kekuatan sendiri)! Dan karena kita tidak berhasil sendirian, maka biarkanlah napas Tuhan mengembang layar kapal kita untuk membawa kita ke pelabuhan yang benar, untuk menuntun kita di jalan yang baik dalam hidup kita. Hembuslah nafas-Mu ya Tuhan! Datang dan hiduplah di dalam hati kami! Amin 

Issoudun, 21 April 2020
P. Yongki Wawo, mSC

Komentar

  1. Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.

    Tanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada

    Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "

    Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Dilanjutkan dengan mengucap berkat

    Huruf Ibrani, " ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד "

    Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "

    ( Diberkatilah Nama mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug