Yahh
hari ini saya dapat dua pengalaman berbeda dan unik:
Di
satu sisi ada yang menanggapi panggilan Tuhan pada usia sangat tua. Di lain pihak ada yang menutup kran hati untuk
menanggapi dan mendengar sapaan Tuhan pada umur yang sangat belia.
Ceritanya begini:
Pagi ini setelah belajar kode
mengemudi, jam 10-11 di auto-ecole Zebra yang
letaknya tidak jauh dari biara MSC Issoudun, saya berpartisipasi dalam misa harian pada pukul 11:30 di
crypte Chevalier Issoudun. Selain komunitas Issoudun dan umat yang setia
misa harian, turut hadir dalam misa Pastor Charles. Dia adalah seorang pastor
projo yang baru saja ditahbiskan menjadi imam 5 tahun lalu. Pastor Charles, ketika menjadi awam banyak berkeliling dunia, bahkan sudah pernah ke
Indonesia (Bali, Toraja, Flores dll). Tidak heran pembicaraan di ruang makan di komunitas Issoudun tadi begitu
menarik karena dia tau banyak daerah-daerah Indonesia dan India. Dia
akan menemani saya selama satu bulan (selama bulan April
nanti) di parokinya (paroki di mana Jules Chevalier bertugas sebelum ke
Issoudun-paroki Blanc) untuk kegiatan semacam”live-in” mengenal secara
lebih mendalam
keuskupan Bourges. Oh yahhh pastor itu, sebelumnya seorang duda yang
menjadi
imam. Luar biasa. Dia menanggapi panggilan Tuhan untuk menjadi imam pada
umur yang tidak muda lagi. Dia setia datang ke Issoudun setiap bulan
untuk bicara pribadi dengan pastor Alfred Bours, MSC. Siang ini di meja makan, dia duduk semeja makan dengan saya. Dia menjelaskan mengenai alam dan keadaan
gereja di parokinya agar ke depan saya bisa masuk “live-in” dengan gambaran
yang sudah dia jelaskan. Dia pulan ke parokinya yang jaraknya 100 km dari
Issoudun setelah makan siang. Padahal umurnya
sudah tua lohh.
Pada sore hari ada kegiatan
doa sore di Crypte. Setelah doa sore, bell ruang tamu berbunyi. Yang datang
tenyata seorang remaja berumur 17 tahun yang berkonsultasi hal yang sangat
serius. Martin,
MSC imam muda asal India bertugas menerima tamu sore ini (konsultasi dan pengakuan).
Sebagai imam muda tentu
pengalaman sore ini sungguh mengejutkan, bahkan untuk imam senior di Issoudun
sekalipun. Pertanyaan remaja itu adalah:” bagaiamana
proses keluar dari katolik”? alias debaptise? Dia sudah menjadi katolik dan
ingin menjadi tidak katolik. Apakah ada ritus? Baguslah bahwa Martin dengan
rendah hati menjawab tidak tidak punya pengalaman itu, dan dia meminta pastor
Daniel (Provinsial MSC Perancis-Swiss) untuk datang menjawab pertanyaa gadis
itu. Sayangnya, gadis itu tidak mau banyak diajak bicara, karena beban
penderitaan psikis yang dialami bersama orang tuanya. Dia mengatakan bahwa dia
keluar dari katolik karena orang tuanya. Itu saja. Pastor Daniel menganjurkan
agar dia pergi ke parokinya di Chateroux (kira-kira 1 jam dari Issoudun dengan
mobil). Kita doakan agar gadis itu bisa
mengambil keputusan secara benar dan agar hubungan dengan orang tuanya menjadi
harmonis. AMIN
ISSOUDUN, PERANCIS, 27 FEBRUARI 2017
Komentar
Posting Komentar