Langsung ke konten utama

SEHARI BERSAMA PARA SAHABAT ISSOUDUN DI Sanctuaire de Notre Dame de Myans

Pada hari Sabtu, 10 Juni 2017, pagi-pagi buta (kira-kira pukul 04 :00 pagi) Bruder Lionel dan saya dengan menggunakan mobil berangkat ke Myans, keuskupan Chambéry, Maurienne et Tarentaise. Jarak dari Issoudun ke Myans kira-kira 480 km. Untuk sampai ke daerah yang tidak jauh dari negara Swiss dan Italia itu, kami melewati banyak kota dan daerah. Agar lebih cepat sampai tujuan, kami melewati autoroute atau jalan bebas hambatan. Beberapa kali kami berhenti sejenak di beberapa resting area. Pertama kali kami berhenti di salah satu resting area di Clermont Ferrand untuk sarapan pagi. Kemudian selanjutnya dekat Lyon. Kami sampai di Myans, yakni di Gereja Notre-Dame de Myans pada pukul 10 pagi.

 
Menyambut matahari pagi di autoroute sekitar Clermont-Ferrand

Tujuan kami ke daerah itu adalah untuk pertemuan dengan para sahabat Issoudun, secara khusus umat Katolik daerah sekitar keuskupan Chambéry, Maurienne et Tarentaise yang memiliki kecintaan dan semangat untuk berdevosi kepada Hati Kudus Yesus dan Bunda Hati Kudus. Dalam bahasa hari-hari di kalangan MSC Perancis mereka disebut « Sahabat-sahabat Issoudun »/ Les amis d’Issoudun. Mereka yang hadir dalam kegiatan itu sudah mendaftar terlebih dahulu kepada Pater André Bremond, msc yang saat ini betugas di keuskupan itu. Mereka yang mendaftar berjumlah 52 orang. Umurnya sudah tua-tua, tetapi masih bersemangat dalam menumbuh-kembangkan iman mereka. Masih ada sisa-sisa para sahabat Issoudun di daerah itu karena pada masa silam, keuskupan itu adalah “gudang panggilan MSC,” seperti keuskupan Amboina dan Manado di Indonesia. Tidak heran beberapa yang hadir adalah saudari dan saudara dari para pastor MSC provinsi MSC Perancis-Swiss, baik yang sudah meninggal maupun yang masih aktif dalam pelayanan sebagai biarawan MSC. 

Centre spirituel Notre-Dame de Myans

Acara pertemuan para sahabat Issoudun di Myans dibuka dengan misa pada pukul 11 :00 di gereja SANCTUAIRE NOTRE-DAME-DE-MYANS. Misa dipimpin oleh pastor André Bremond, msc. Pastor Francois Didier, msc memimpin lagu-lagu. Saya diminta untuk berkhotbah. Aura rohani di tempat itu sungguh terasa. Kita bisa melihat dari jauh ada patung emas Bunda Maria yang menghiasi bagian atas bangunan gereja itu. Di dalam gereja ada The Black Virgin bermahkota dan berpakain mewah. Sekitar 100.000 peziarah setiap tahun datang ke tempat itu. Sudah sejak  abad ke-11 ada patung Bunda Maria di gereja. Namun sejak abad ke-13 pengaruh tempat itu semakin nampak. Pada tanggal 24 November 1248, gunung Granier yang berada tidak jauh dari sanctuaire itu longsor dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit, kira-kira ada 5000 orang yang meninggal dunia. Semua rumah penduduk setempat tertimbun, kecuali gereja yang saat ini ada Notre-Dame de Myans. Orang-orang waktu itu melihat itu sebagai suatu tanda dari sorga, dan ziarah ke tempat itu lahir secara spontan dari umat beriman sejak waktu itu.  Fitur khusus dari situs ini adalah superposisi dari dua gereja. Fenomena langka yang hanya bisa dijumpai juga di Betlehem.
Ruas jalan autoroute di pegunungan yang kami lalui

Setelah misa dilanjutkan dengan makan siang di ruang makan tempat ziarah itu. Uskup Agung Chambéry, Maurienne et Tarentaise, Mgr, Philippe Ballot hadir dalam acara makan bersama kami. Pastor André Bremond, uskup Philippe Ballot, dan saya satu meja makan. Kami banyak bercerita. Secara khusus mengenai sejarah tempat ziarah itu, gambaran umum mengenai keuskupan Chambéry, Maurienne et Tarentaise. « Pastor, jangan lupa kasitau pemimpin tarekat untuk mendirikan komunitas MSC Internasional di keuskupan ini (seperti yang ada di Issoudun saat ini). Di sini adalah gudang msc pada masa lalu. Hidupkan lagi MSC di sini,” katanya dengan nada canda. Dia menambahkan agar dibuat novisiat MSC di Issoudun untuk “menggerahkan lagi roh atau spirit panggilan msc”. Dia mencontohkan ada komunitas para suster dari Afrika dan India yang datang keuskupannya.  Mereka datang ke keuskupan itu sejak masa novis. Ada banyak anak muda di tempat kerja para suster itu mulai bertanya-tanya “apakah kami mungkin juga hidup seperti yang anda hidupi ? »

Uskup itu mengenal baik tarekat MSC. Pada dua tahun lalu dia hadir dalam ziarah tahunan di Issoudun. Satu hal yang dia tidak pernah lupa adalah kata-kata dari Pater Jules Chevalier : »Kalau Allah menghendaki, segala tantangan adalah sarana. « kata-kata ini dia ulang-ulang terus ketika menasihati umat beriman dan para biarawan-biarawati di keuskupannya. Dia mengucapkan terima kasih kepada team internasional MSC Issoudun yang rela meninggalkan negaranya untuk misi. “Perancis sudah menjadi negara misi,”katanya menutup pembicaraan kami sebelum doa penutup makan siang.
 
Mgr,Philippe Ballot

Setelah makan siang, kami berfoto bersama uskup Chambéry, Maurienne et Tarentais. Setelah canda tawa dan santai-santai selama kurang lebih 20 menit, semua sahabat Issoudun masuk ke aula tempat ziarah itu untuk mendengar pemaparan mengenai misi MSC di Indonesia dalam bentuk power point dan video-video yang saya bawakan. Uskup Philippe Ballot juga masih sempat hadir dalam acara itu, walaupun ada kesibukan untuk persiapan misa tahbisan imamat pada Hari Raya Tritunggal Maha Kudus di keuskupannya. Setelah pemarapan power point dan video, ada sesi tanya jawab. Selanjutnya, Pastor André Bremond, MSC membacakan berita generalat msc untuk para sahabat Issoudun. Di antaranya mengenai uskup Manado yang Baru, Mgr. Rolly Untu, MSC yang juga sudah saya tampilkan foto-fotonya ketika misa perutusan saya ke Perancis (foto yang diambil pastor Berty Tijow, msc). Setelah itu pastor André Bremond, MSC memaparkan mengenai ziarah Issoudun pada bulan September 2017.

 
Saya dengan latar belakang  Sanctuaire Notre Dame de Myans

Hari penuh suka cita kami di Myans ditutup dengan doa rosario bersama. Sampai jumpa di Issoudun dalam ziarah tahunan bulan September 2017. Semua kembali ke rumah masing-masing setelah doa rosario. Bruder Lionel dan saya bermalam di penginapan tempat ziarah itu. Tadi pagi kami kembali ke Issoudun dengan rute yang sama, sepanjang 480 km. Bunda Hati Kudus, Doakanlah kami. Amin 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug