Hari ini setelah menonton berita
malam, yang pada umumnya memuat peristiwa actual politik Perancis, Amerika
serta serangan di salah satu masjid di Kanada, komunitas Issoudun-Perancis
menonton film biara Benediktin Notre Dame de Fontgombault. Ketika mendengar
kata biara rahib benediktin pasti asosiasi pertama yang muncul dalam pikiran
kita adalah mengenai kata “ora et labora”/ berdoa dan bekerja. Yah memang
benar. Dalam film itu terlukis dengan indah kehidupan biara yang sangat
mencintai “keheningan” tersebut. Biara itu persis berada di daerah keuskupan
Bourges. Tadi siang, ada pertemuan para pemimpin biara yang bekerja di keuskupan
Bourges bersama dengan uskup Armand di Issoudun. Hadir juga kepala rahib biara/ Abbas benediktin Notre
Dame de Fontgombault. Dia memberikan kaset film kehidupan biara yang menjaga
regula santo Benediktus tersebut ke pastor Daniel, rektor Basilika Issoudun,
yang juga menjabat sebagai vikaris episkopal untuk kehidupan membiara keuskupan
Bourges.
Biara Benedikin Notre Dame de Fontgombault terletak di regional Brenne, antara kota Tournon St. Martin dan Le
Blanc. Persis dekat
dengan sungai Creuse. Dalam film terlihat jelas sungai yang jernih itu mengalir
memecahkan keheningan, yang mungkin juga membantu para rahib untuk lebih
berkosentrasi berdoa. Biara di lembah Creuse itu dibangun pada abad ke-11. Pernah juga berhenti pada tahun 1741 dan kembali dihidupkan
lagi oleh para rahib Solesmes sejak tahun 1948. Seperti di Solesmes, para rahib di biara ini menjaga tradisi Gregorian, Latin, dan merayakan Misa dalam ritus
Tridentine.
Selama Perang
Dunia Pertama, biara tersebut
pernah dipakai sebagai rumah sakit bagi
tentara Belgia. Kemudian pernah dipakai untuk seminar (Keuskupan Bourges) dari
tahun 1918. Sejak 11 November 1948 biara itu dikembalikan ke fungsinya semula,
yakni untuk para rahib dalam kehidupan monastic. Saat ini dari tempet itu telah
berkembang biara-biara di tempat lain, seperti di Randol, Triors, Gaussan dan
akhir-akhir ini Biara Clear Creek di Amerika Serikat.
Sebagian besar kehidupan
biara itu terinspirasi oleh aturan monastik sebelumnya, namun dengan cara yang
asli, yakni Regula St. Benediktus yang dibagi dalam 73 bab. Prinsip dasar:
membuat komunitas keluarga Kristen. Abbas adalah ayah yang menjalankan otoritas; para biarawan adalah saudara.
Mereka menyatakan tiga kaul yang diambil oleh Benedictine -yaitu la conversio morum (konversi moral,
merangkul kaul kemiskinan dan kesucian), l'oboedientia sub abbate (ketaatan kepada Abbas) dan la stabilitas loci (tempat
stabilitas). Para biarawan juga harus berusaha untuk memperoleh kebajikan
teologis (Faith, Hope, Charity) dan kebajikan moral, dimulai dengan
kerendahan hati, yang dikhususkan bab terpanjang Peraturan tersebut.
Agar motto Ora et labora ( "berdoa dan
bekerja") bisa diterapkan dengan baik, para para rahib bekerja di
selah-selah irama antara offices en commun (laudes, sexte, vêpres, complies), vigiles,
et l'Eucharistie, à heures fixes), doa hening (prière solitaire), serta kerja intelektual. Masing-masing
bekerja sesuai dengan keahliannya. Ada yang kerja manual perternakan,
kerajinan atau kegiatan pertanian (pembuatan dan
penjualan keju, pasta buah),
seni (keramik, permadani, peta) dan hotel.
Biara, diisolasi dengan pagar tetap terbuka untuk dunia
melalui aturan perhotelan dan orientasi doa.
Beberapa kesan
yang muncul selama menonton film:
·
Ada juga panggilan orang muda untuk menjadi rahib, hal itu terlihat dari
wajah-wajah muda dalam tayangan film.
·
Mereka berdoa dan bekerja
sungguh-sungguh.
·
Setiap rahib tahu tugas dan perannya.
Apa yang menjadi perannnya dikerjakan secara maksimal. Itu mengenai
keteraturan. Hidup mereka dalam aturan. Aturan bukan untuk mengikat dan
membatasi kebebasan, melainkan mencari kehendak Allah dalam setiap kegiatan dan
keteraturan yang mereka jalankan. Begitu indah. Terima kasih Abbas yang sudah
memberikan kaset yang bagus ini. Terima kasih, hal ini mengundang saya untuk
melihat keseharian hidup saya sebagai seorang biarawan apostolic.
Komentar
Posting Komentar