Langsung ke konten utama

CINTA CUMA-CUMA-PENDIDIKAN DALAM KELUARGA??!


"Semuanya punya harga ?? waktu adalah uang ?? semuanya dibayar, tidak ada yang gratis ": begitu banyak formula yang mengatakan bahwa semuanya perlu dibayar dengan uang dll.

Tetapi pendidikan Kristen juga memberi kepada kita pendidikan mengenai "cuma-cuma atau gratis": "Anda telah menerima secara cuma-cuma, berilah dengan cuma-cuma." (Matius 10, 8). 

Tuhan mencintai kita secara cuma-cuma: Dia mencintai kita sementara cinta ini bukan karena kita, sedangkan kita tidak layak mendapatkannya dengan cara apa pun. Dia mencintai kita tanpa menunggu kita untuk mencintai-Nya. Dia mengasihi kita bahkan jika kita tidak mengasihi Dia. Bahkan orang yang berdosa tidak diingkari kasih Allah: bukan Allah yang menolak untuk mencintainya, dialah yang berdosa, yang menolak kasih Allah dan kasih karunia-Nya.

Karena Dia mengasihi kita secara gratis, Allah mengasihi kita tanpa batas. Tuhan tidak pernah mencintai kita "sedikit". Dan Dia meminta kita untuk mencintai seperti Dia, artinya, gratis alias cuma-cuma. Untuk mencintai tanpa menunggu seseorang untuk mencintai kita, untuk memberi tanpa menunggu untuk kembali, untuk melayani tanpa menunggu imbalan. 

Oleh karena itu, dalam keluarga, untuk pendidikan anak dalam arti agar anak tumbuh dalam cinta secara cuma-cuma, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberikan cinta cuma-cuma kepada anak Anda. Pendidikan ini dimulai dengan pengalaman anak tentang cinta bebas dari orang tuanya. Inilah sebabnya mengapa tidak boleh ada pemerasan emosional dan formula gaya: "Jika Anda melakukan itu, saya tidak akan mencintaimu lagi" atau "Anda dapat melakukannya dengan baik, setelah semua itu saya akan memberikan hadiah kepadamu. Jenis cinta itu bersyarat alias tidak cuma-cuma. "Dan ini juga terjadi  di antara pasangan: itu bukan karena dia mencintaiku bahwa aku mencintai suamiku, istriku, atau karena dia membawakanku sesuatu, atau bahkan karena aku bawakan dia sesuatu.

Pendidikan mengenai cinta "gratis" atau cuma-cuma juga melibatkan banyak gerakan kecil: karena mencintai bukan untuk menumbuhkan emosi  tetapi untuk hidup sehari-hari dan secara konkret.  Penting bagi anak-anak kita untuk mengetahui di mana mereka berdiri tanpa terjebak atau dihancurkan. Tetapi bahkan lebih penting untuk mengajar mereka bahwa mereka yang mencintai secara cuma-cuma selalu  menjadi "pemenang" karena mereka membuka pintu bagi cinta Tuhan yang tak terbatas ... AMEN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug