Langsung ke konten utama

Jules Chevalier dan Misinya-SEBUAH RENUNGAN UNTUK BULAN MISI 2019

Foto perarakan dalam Ziarah Nasional Bunda Hati Kudus di Issoudun pada bulan September 2019

Yesus Kristus diutus oleh Bapa untuk memenuhi misi-Nya di mana saja, di semua dimensi kehidupan sosial, dan di setiap sudut hati manusia. Para anggota Keluarga Chevalier mengambil bagian dalam misi Yesus Kristus ini dalam semua aspeknya. Niat Hamba Allah Chevalier adalah bahwa misi yang dipercayakan Yesus kepada kita adalah misi di seluruh dunia. "Dikasihilah Hati Kudus Yesus di seluruh dunia"

Hamba Allah Jules Chevalier menemukan akar penyebab semua penyakit masyarakat di hati manusia yang terkontaminasi oleh egoisme sosial, ketidakpedulian agama, dan ketidaktahuan akan Kabar Baik yang diungkapkan oleh Yesus Kristus. Semua kejahatan dan keburukan ini muncul dari hati yang belum sesuai dengan Hati Yesus. Penyakit zaman yang dilukiskan oleh Hamba Allah Jules Chevalier juga ada dalam zaman kita saat ini. Paus Fransiskus dalam tulisan-tulisan, khotbah-khotbah, serta general audience tidak lupa mengingatkan karakter zaman kita, yang diwarnai dengan kekerasan, agresivitas, egoism, hedonism, dan lain-lain.

Bagi Hamba Allah Jules Chevalier, penyembuhan penyakit masyarakat dimulai dengan pertobatan hati.Tujuan utama dari penyebarluasan Devosi kepada Hati Kudus adalah: untuk menghasilkan transformasi hati, yang menghasilkan transformasi kehidupan sebanyak mungkin orang; dan transformasi kehidupan banyak orang ini akan membawa transformasi masyarakat. Ketika kita memiliki kualitas interior yang kuat, kita dapat berenang dalam arus zaman yang diwarnai dengan kekerasan, penghinaan, dan lain-lain. Bahkan kita mampu menghidupi apa yang oleh Paus Fransiskus sebut sebagai “penghinaan harian.”

Misi ini dicapai dalam kerja sama erat oleh para anggota religius dan awam dari Keluarga Chevalier. Tanpa bantuan umat awam yang setia kepada Keluarga Chevalier, tidak mungkin mempraktekkan devosi kepada Hati Kudus yang merupakan obat untuk penyakit zaman dan penyakit masyarakat. Kita tidak berjalan sendiri-sendiri, tetapi bersama dalam “komunitas yang lebih luas.” Itulah sebabnya Paus Fransikus juga dalam Gaudete et Exultate menekankan pentingnya menghidupi kekudusan hidup dalam semangat komunal. "Gereja membutuhkan misionaris yang bersemangat, dilahap oleh antusiasme untuk meneruskan kehidupan yang benar! "(GE §138) tetapi juga menekankan bahwa jalan misi ini, kekudusan tidak pernah dibuat sendiri tetapi selalu dalam komunitas, yang benar-benar merupakan tempat belajar untuk mencintai.

Saya melihat bahwa idealism Hamba Allah Jules Chevalier tentu sejalan dengan idealism Gereja pada umumnya. Mengapa? Misi secara bersama-sama tentu menanggapi undangan permanen Yesus: "Pergilah ke seluruh dunia dan nyatakan Injil kepada semua makhluk" (Markus 16:15). Mematuhi perintah Tuhan ini bukanlah suatu pilihan bagi Gereja: itu adalah "tugas wajibnya", sebagaimana diingat oleh Konsili Vatikan II. Hal ini diingatkan lagi oleh Paus Fransiskus dalam suratnya untuk mengenangkan 100 tahun promulgasi surat apostolik “Maximum Illud.” Paus Fransikus menulis:” Gereja "pada dasarnya adalah misionaris.. Gereja, selalu di bawah dorongan Roh Kristus, berjalan di jalan yang sama yang ia ikuti, yaitu dengan cara kemiskinan, kepatuhan, pelayanan … sehingga benar-benar mengkomunikasikan Tuhan, "sebuah model kemanusiaan yang diperbarui, dijiwai dengan cinta persaudaraan, ketulusan, dan semangat damai, yang diinginkan semua orang".

Tidak heran, Hamba Allah Chevalier sangat menekankan pembentukan kelompok umat beriman awam. Melalui praktik spiritualitas Hati sebagai jalan belas kasih dalam keluarga kita dan di tempat kerja kita, kita berkontribusi pada pembaruan masyarakat. Penting untuk menyampaikan kepada mereka makna mendalam dari Devosi kepada Hati Kudus bukan hanya sebagai praktik devosi yang saleh tetapi sebagai jalan hidup, yaitu sebagai Spiritualitas Hati.
Bukankah jika semakin banyak orang hidup dalam semangat spiritualitas Hati, budaya kekerasan dikikis sedikit demi sedikit;
Budaya konsumerisme diganti dengan budaya hidup dalam kesederhanaan;
Budaya kematian diganti dengan budaya kehidupan;
Dst……….yang berujung pada "Dunia Baru" sebagaimana visi apostolik dari pendiri MSC, Hamba Allah Jules Chevalier....

Selamat membangun budaya cinta untuk mencapai "Dunia Baru" yang dipenuhi dengan buah-buah Roh. "Buah-buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu."Galatia 5:22-23 

ISSOUDUN, 8 OKOTOBER 2019
YONGKI WAWO, MSC 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug