Semua orang pasti memiliki sahabat.
Ada sahabat dekat, ada juga yang hanya kenalan tanpa kedekatan afeksi dan
emosi.
Ada yang memiliki sahabat dalam dunia nyata,
Ada juga yang lebih banyak memiliki sahabat dalam dunia virtual, alias
pertemanan dunia maya.
Singkatnya, semua orang butuh sahabat.
Sebagai makhluk social, kita butuh orang lain untuk berbagai kisah,
Kita butuh sahabat untuk
didengarkan,
Kita butuh orang orang lain
untuk diterima, dikasihi, sebagaimana dalam piramida kebutuahan menurut Abraham
Maslow.
Walau demikian, tak dapat
dipungkiri banyak dari kita yang sulit bertahan dalam relasi yang tetap hidup
dengan sahabat kita. Padahal, kita sendiri
tahu bahwa persahabatan begitu berharga dan penting bagi siapa pun di dunia ini.
Kita sejatinya perlu dan bahkan membangun budaya perjumpaan untuk membangun
persahabatan sejati.
Tinggalkan semangat untuk membangun budaya « tembok » dan
sekat-sekat kelompok kecil yang tidak perlu.
Yesus sendiri telah memberikan contoh bagaimana membangun persahabatan sejati
dengan siapa saja. Dia memberi contoh mengenai persahabatan tanpa sekat. Injil dipenuhi
dengan banyak contoh tentang Yesus yang begitu dekat dengan semua orang lain
dalam persahabatan sejati. Santo Lukas menunjukkan Yesus mengulurkan tanganNya
dengan belas kasih kepada penderita kusta, kepada yang lumpuh, kepada para pendosa,
pemungut pajak, perwira, janda, orang jahat, penderita epilepsi, dll. Pada
Perjamuan Terakhir, Dia sendiri berkata: « Tidak ada kasih yang lebih
besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk
sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu
berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu." (Yoh 15: 13-14).
Tampak bahwa semua orang berharga di mata-Nya. Hati-Nya kepada
siapapun memberi kedamaian dan kebahagiaan, terlebih kepada mereka yang kecil
dan hina dina dan dipandang sebelah mata dalam kehidupan masyarakat. Bercermin
dari Hati-Nya, mari kita membangun persahabatan sejati dalam terang Spiritualitas
Hati-Nya.Amen
Komentar
Posting Komentar