Langsung ke konten utama

KETAMAKAN: DOSA ABAD INI?




Beberapa hari lalu ada sebuah renungan yang menarik dari P. Markus Marlon, MSC mengenai ketamakan. Dalam Bahasa Perancis ketamakan adalah l’avarice. Tentu tidak jauh berbeda dari akar katanya (bahasa Latin Avaritia). Orang yang tamak memiliki kecenderungan untuk berpegang teguh pada kekayaan materi. Bahkan lebih tepatnya mereka mengidolakan kekayaan materi. Ada pencarian akumulasi untuk mendapatkan lebih banyak, berlebihan dan berakhir pada sikap egois. Tidak heran, orang yang tamak adalah orang yang egois, alias kikir. 

Mungkin kita pernah dengar nama: Hetty Green, wanita terkaya di Amerika Serikat dan dunia, yang lahir 21 November 1834. Di New York, ia dijuluki "The Witch of Wall Street" atau "Pride and Pain". Dia adalah yang terkaya tetapi yang paling tamak. Jenis kualitas / cacat yang membuatnya mendapatkan dua julukan. Dia mampu mengumpulkan begitu banyak kekayaan, mengembangkan kawasan bisnis di New York, The Wall Street. Kegagalan, antara lain, putranya kehilangan kakinya, karena dia mencari perawatan gratis!
Ada banyak cerita tentang hal ini. Contoh: Dia mengenakan gaun hitam tua yang tidak pernah dia ganti. Dia tidak pernah mengganti pakain dalam, sampai benar-benar robek.  Dia tidak pernah mencuci tangannya untuk menghemat air dan sabun. Dikatakan bahwa dia menghabiskan setengah malam mencari perangko yang hilang senilai 2 sen. Di dunia bisnis, Hetty telah melakukan sebagian besar kegiatan perdagangannya di National Bank Seaboard di New York untuk menghindari pembayaran sewa kantor.Terlepas dari desas-desus, Hetty Green adalah wanita pengusaha. Bahkan sepertinya dia telah menyelamatkan ekonomi Kota New York lebih dari sekali: kota itu meminta pinjaman beberapa kali, terutama selama "krisis tahun 1907. Pada usia tuanya, dia menderita hernia buruk dan dia menolak menjalani operasi karena biayanya $ 150! Ketika dia meninggal pada tahun 1916, perkiraan kekayaan bersihnya berkisar antara $ 100 juta hingga $ 200 juta (setara dengan sekitar $ 2,5 miliar dan $ 4,4 miliar saat ini). Dia adalah salah satu dari sedikit wanita yang disebutkan dalam Guinness Book of World Records, bukan karena kekayaannya tetapi sebagai "wanita paling tamak di dunia".
Saudaraku, ketamakan dapat dijelaskan oleh kegelisahan akan kehilangan sesuatu, atau hanya kecintaan mendalam pada uang, yang dapat dianggap sebagai tanda kekuasaan dan dominasi. Dengan mengumpulkan kekayaannya, orang tamak merasa dilindungi dan merasa aman.

Ketamakan: dosa abad ini
Dengan sedikit imajinasi, kita dapat menghubungkan masing-masing abad yang lalu dengan satu dosa pokok. Kemarahan adalah ciri khas abad ke-16, di mana abad itu ditandai dengan masa Perang Agama.  Kesombongan adalah warna abad ke-17, di mana saat itu adalah puncak dari monarki absolut.  Nafsu adalah karakter abad ke-18, di mana saat itu ditandai dengan zaman kebebasan (époque du libertinage).  Iri hati adalah karakter abad ke-19, di mana adanya revolusi egaliter. Kita juga bisa mengasosiasikan Gourmandise atau serakah untuk abad ke-20, di mana manusia sudah kurang malu-malu makan banyak di meja makan. Dan ketamakan di abad ini, di mana uang telah beredar dan orang-orang mengumpulkan kekayaan mereka tanpa mengetahui apa yang akan mereka lakukan dengannya.

Kutipan dari penulis dan penyair
    "Orang yang tamak kalah, walau ingin menang atas segalanya", oleh Jean de La Fontaine
    "Orang kikir tidak memiliki emasnya, tetapi emaslah yang memilikinya", Bion de Boristhène

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug