« L'avarice, l'envie et la jalousie sont les pires des
défauts qu'un homme puisse posséder »
Bagi
orang Yunani kuno, ketamakan tidak dianggap sebagai cacat sepele. Tidak heran Lusius Mestrius Plutarkhos atau dikenal dengan sebutan Plutarch atau Plutarkhos (bahasa Latin: Lucius Mestrius Plutarchus)
pernah berkata: "Ketamakan, iri hati dan cemburu adalah kesalahan
terburuk yang dimiliki seseorang.” Dalam 1 Korintus 6:10
dikatakan bahwa “pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak
akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” Karena itu ketamakan adalah
kejahatan serius, yang tidak boleh dianggap enteng.
Ketamakan:
apa itu sebenarnya?
Komedi
terkenal Molière dengan sempurna menggambarkan siksaan yang dialami oleh manusia
yang telah menjadi budak harta miliknya sendiri. Dalam l'Avare, sebuah
komedi yang ditulis pada tahun 1668, Molière menggambarkan ketamakan Harpagon.
Kaum borjuis ini tidak hidup dalam damai. Digerogoti kekhawatiran, ia mengubur sebuah
kotak di kebunnya yang berisi 10.000 mahkota emas, agar tidak dicuri darinya.
Terobsesi oleh rasa takut ini, ia mencurigai semua orang. Dia mengejar
pelayannya, dan ia bahkan sampai curiga kepada anak-anaknya sendiri. Komedi
ini, yang merupakan karikatur dari orang tamak yang tidak dapat diuraikan: menggambarkan
tirani dan kegilaan Harpagon.
Sesungguhnya,
orang-orang yang tamak tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Orang
yang tamak memiliki sikap iri pada orang lain dan menjadi curiga terhadap
orang-orang di sekitarnya, seolah-olah semua orang berusaha mengambil harta
bendanya. Orang yang tamak adalah mereka yang menderita ketika melihat orang
lain lebih kaya dari mereka. Orang yang tamak tidak memiliki hati bagi orang
miskin. Mereka tidak memberi sedekah kepada orang-orang yang berkekurangan. Mereka
yang tamak juga hidup dalam ketakutan yang terus-menerus. Ada pikiran
kalau-kalau akan gagal. Mereka hidup dalam pengandaian. Jika mengalami kehilangan sejumlah kecil uang,
orang yang tamak akan gelisah luar biasa.
Yah
benarlah bahwa "Ketamakan tidak menguntungkan siapa pun, bahkan
tidak juga bagi orang yang tamak" sebagaimana dikatakan oleh St.
Fransiskus de Sales. Siapa pun yang berpegang teguh pada uang tidak bisa tidur
nyenyak. Dalam pikiran mereka hanya ada pikiran untuk mendapatkan banyak uang. Mereka
khawatir dengan harga pasar saham. Mereka sibuk mengurusi warisan yang bisa dia
manfaatkan. Mereka sibuk mencari kiat tentang cara membelanjakan uang seminimal
mungkin dan cara menghindari kontrol pajak. Yah Ketamakan sering tidak masuk akal dan
tidak manusiawi!
Saudaraku,
ketamakan bukan hanya tentang cinta akan barang-barang materi, tetapi juga keterikatan
hati terhadap apa yang dimiliki, entah sedikit atau banyak. Orang-orang tamak
diperbudak oleh nafsu dan keinginan untuk memiliki, bahwa mereka lupa bahwa
semua barang yang dipercayakan kepadanya adalah milik Tuhan, dan bahwa ia harus
memberikan pertanggungjawaban atas barang itu suatu hari nanti.
Salah
satu penangkal terbaik untuk terhindar dari ketamakan adalah kemurahan hati.
Dengan adanya kemurahan hati kita bisa menentang kebencian, cemoohan, iri hati,
kemarahan, kesedihan, ketidakpedulian. Kita pun bisa menjalin ikatan nyata
persahabatan dengan sesama. Orang-orang yang murah hati adalah mereka yang
memberi dengan sukacita tanpa merasa rugi. Amen
Komentar
Posting Komentar