Langsung ke konten utama

Ibadah “Orang Meninggal” di Perancis




Sebagaimana di Manado, orang katolik di Perancis yang meninggal pasti diantar ke Gereja untuk didoakan. Ini menjadi kesempatan yang luar biasa. Keluarga dan handai taulan datang ke gereja pada saat itu. Bahkan orang ateis pun pasti datang untuk memberi penghormatan terakhir kepada kerabat dan keluarga yang meninggal tersebut. Secara pastoral, ibadah untuk orang meninggal di gereja adalah kesempatan emas untuk mewartakan berita gembira injili.
 
 Saya jadi ingat pastor paroki St. Joseph Angers-Perancis Barat, P. Gilles Crand, Pr. Dia adalah mantan dosen liturgi seminari tinggi Nantes. “Di Perancis, yang masuk gereja tidak hanya orang katolik. Siapa saja masuk ke gereja. Terlebih saat-saat khusus, seperti permandian, perkawinan, dan ibadah orang mati. Oleh Karena itu, sedapat mungkin memimpin perayaan-perayaan itu dengan baik dan dipersiapkan. Liturgi adalah jendela gereja. “ katanya mantap. Hal yang sama sudah ditekankan oleh dosen liturgi Seminari Pineleng, P. Polce Pitoy, msc. Dia menggarisbawahi “seni berliturgi.”

Di film-film barat biasanya yang mengusung peti jenasah berpakaian rapi, berjas. Itu tidak hanya dalam dunia perfilman. Itu nyata dalam kehidupan masyarakat di Perancis. Hari ini untuk pertama kalinya saya berpartisipasi dalam memimpin ibadah pelepasan jenasah di Gereja. Saya melihat secara dekat para pengusung peti jenasah berjas dengan gaya jalan yang diatur sedemikian rupa. Bahkan hampir semua laki-laki yang hadir dalam ibadah pelepasan jenasah di gereja berjas hitam dan tampak elegan. Di sekitar peti jenasah ada bunga-bunga indah. Mungkin juga karena musim semi jadi pas-pas ada banyak bunga. Ibadah berjalan lancar. Pada akhir ibadah, setelah pastor memberikan berkat, semua orang yang hadir memberikan pemberkatan jenasah dengan air berkat. Bayangkan kalau banyak orang pasti membutuhkan banyak waktu. Tapi itulah kebiasaan orang Perancis.

Setelah ibadah, keluarga membawa jenasah ke tempat peristirahatan terakhir. Sedangkan pastor Pierre, Ibu Anne (awam yang menangani orang mati di paroki le Blanc) dan saya kembali ke pastoran. Di Pastoran, ibu Anne mengatakan kepada saya bahwa pada pukul 17.00 ada « janji dengan umat». Dia meminta agar saya bisa hadir dan melihat bagaimana prosedur kegiatan itu. Yahh…ternyata untuk urusan pemakaman. Hari Rabu ada pemakaman Mr. Gilbert, katanya. Tiga anaknya datang ke paroki bertemu dengan ibu Anne untuk urusan liturgi. Di Perancis, untuk urusan liturgi orang meninggal pun diurus dalam semangat komunikatif dengan keluarga yang meninggal. Misalnya untuk memilih bacaan pertama, bacaan injil, mazmur. Dan yang urus itu tidak hanya pastor.

Awam yang dipercayakan dan sudah mendapat pembekalan-pembekelan secara memadai dari pihak keuskupan bekerja secara bertanggung jawab. Bahkan ketika pastor paroki sibuk dengan kegiatan lain, si awam yang sudah terlatih itu memimpin sama kualitasnya dengan pastor. Di Perancis, kelompok awam yang menangani pemakaman orang katolik disebut “Equipe de préparation aux obsèques ». Terima kasih Tuhan untuk rahmat-Mu kepadaku hari ini. Amin


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug