Langsung ke konten utama

MISSION sans frontière !



Demikian judul tulisan pater Daniel Augie, msc dalam sharingnya. Dia tergerak hati untuk menulis kisah dengan judul « misi tanpa batas » setelah mengantar saya ke Le Blanc, Perancis Tengah untuk kegiatan pastoral singkat selama sebulan bersama seorang pastor projo di paroki itu. « Saya tergerak untuk menulis kisah ini, setelah mengantar Yongki ke Le Blanc. Konfraterku terkasih, saya ingin berbagi ini sukacita sederhana dan mendalam ini bersama anda yang bermisi di Berry. Anda semua membangkitkan harapan dan semangat provinsi MSC Perancis / Swiss dan khususnya di Issoudun. Kita percayakan semua misi anda pada Bunda Hati Kudus.Katanya lagi.
Yah…selama bulan April 2017, Martin, Sebastian (pastor MSC asal India) dan saya menjalankan kegiatan pastoral singkat di masing-masing paroki. Sebastian bertugas di Chateroux, Martin di Saint-Amand-Montrond, dan saya di daerah Le Blanc, dekat Saint-Gaultier (seminari kecil pater Chevalier). Pastor Daniel sempat menunjuk seminari kecil itu kepada saya sebelum masuk kota Le Blanc. Tempat itu begitu indah, apalagi pada musim semi. Hamparan bunga ada di mana-mana. Pastor Daniel yang adalah provinsial MSC Provinsi Perancis-Swiss selama dalam perjalanan ke Le Blanc bersharing banyak hal mengenai misi sambil bernostalgia semangat misi pater Jules Chevalier.

Ohh yahh, Pastoral singkat selama bulan April ini dimaksudkan untuk mengenal realitas gereja Keuskupan Agung Bourges secara lebih mendalam di lapangan sebelum terjun dalam pelayanan di paroki St. Vincent en Champagne Berrichonne. Selama ini kami hanya melayani di Basilika Issoudun dan mendalami secara teoritis di UCO-Angers. Dengan kegiatan pastoral singkat ini, kami berkesempatan bisa bertemu dengan banyak orang (umat), serta melayani berbagai sakramen, dan lain sebagainya.
Saya tiba di paroki Le Blanc pada hari Selasa sore minggu lalu. Saya langsung diminta oleh pastor paroki untuk memberikan sakramen tobat kepada anak-anak. Pastor paroki  (P. Patrick) masih sangat muda (47 tahun). Dia dibantu oleh dua orang pastor rekan yang sudah usia pension (P. Charles dan P. Pierre). Mereka masih aktif melayani umat. Saya melihat secara langsung semangat yang tetap membara para imam tua. Sungguh luar biasa.
Pada hari Rabu dan Kamis awal bulan April, P. Patrick dan saya berkesempatan misa di salah satu biara susteran St. Jean di Meobecq. Letaknya lumayan jauh. Kira-kira 40 km dari Le Blanc. Anggota komunitas masih muda-muda. Mereka berjumlah 5 orang. Kegiatan utama mereka adalah mendampingi gadis-gadis pecandu narkoba. Letek komunitas itu memang agak di luar Meobecq. Tujuannya agar para gadis yang sudah kecanduan narkoba tersebut tidak lagi masuk dalam dunia hitam itu. Selama dua hari kami makan siang di komunitas itu. Mereka tidak minum anggur sebagaimana kebiasaan makan siang orang Perancis pada umumnya. Tujuannya agar para gadis yang mereka damping tidak ingat-ingat lagi masa kelam mereka karena mereka dalam masa rehabilitasi.
Pada hari Sabtu pagi saya berkesempatan untuk memberikan sakramen pengurapan orang sakit untuk pertama kalinya di salah satu rumah sakit di kota Le Blanc. Yang sakit adalah seorang opa berumur 90 tahun. Semua anaknya berada jauh dari kota Le Blanc. Saat saya datang ke rumah sakit didampingi ibu Corrine (awam yang menangani kegiatan pelayanan rumah sakit), saya menjumpai opa itu sudah tak sadarkan diri. Saat itu ada seorang cucu yang sedang damping saat-saat akhir akhir opa itu. Bagi saya hal itu luar biasa, karena tidak semua cucu mau dekat dengan opa atau oma mereka. Yahh begitulah sikap acuh tak acuh. Ternyata setelah ditelusuri, ternyata opa itu adalah seorang katolik aktif yang mendidik anak cucunya dengan baik.

Pada hari sabtu sore, saya diminta oleh pastor paroki St. Genitour Le Blanc untuk memimpin misa antisipasi minggu palma di salah satu daerah, yakni di Pouligny-Saint-Pierre. Daerah itu terkenal dengan keju kambing. Umat yang hadir begitu banyak. Begitulah orang Perancis. Minggu palma umat membludak, karena ada keyakinan bahwa dengan daun-daun serta ranting-ranting yang mereka bawa dari gereja, mereka bisa memperoleh berkat. Umat yang aktif serta pastor rekan di situ mengatakan bahwa” itu semacam superstition” bagi mereka. Yahh di negara yang terkenal sangat rasional, maklum pencetus filsafat modern adalah “Descartes” berkebangsaan Perancis, namun toh masyarakat Perancis tetap ada juga yang percaya hal-hal seperti itu.

Pada hari minggu palma, saya berkonselebrasi dalam misa bersama dengan pastor paroki dan pastor rekan di gereja pusat paroki Le Blanc. Umat yang hadir banyak. Lengkap dengan koor serta putra-putri altar. Malam hari, pukul 7 malam, bersama pastor paroki kami pergi ke rumah sebuah keluarga di pedesaan untuk makan malam bersama. Kami bakar-bakar bersama di taman besar rumah keluarga itu. Maklum saat musim semi seperti ini, matahari terbenam pada pukul 9 malam.

Setiap hari senin, para pastor yang bekerja di paroki berlibur. Oleh karena itu, hari ini pastor paroki berlibur dengan mengadakan kegiatan hoby andalannya, yakni berburu dan memancing. Hari ini dia memancing. Saya tidak ikut serta dalam kegiatan memancing. Sore ini saya akan ikut serta dalam kegiatan “penguburan salah seorang umat yang meninggal” di salah satu daerah di Le Blanc. Ini juga menjadi pastoral andalan di gereja Perancis. Karena yang hadir dalam acara pemakaman jauh lebih banyak dibandingkan dengan hari minggu biasa. Ini menjadi momen paling baik untuk untuk pewartaan injil, selain penerimaan sakramen perkawinan dan permandian, yang biasa dihadiri oleh sangat banyak orang, termasuk yang tidak aktif dan tidak beragama katolik.
P. Patrick akan bertugas sebagai Ceremonier dalam misa chrismale di Issoudun. Tahun ini misa chrismale akan berlangsung di Basilika Issoudun. Oleh karena itu, besok saya akan ke Issoudun bersama pastor paroki serta abas l'abbaye bénédictine Notre-Dame de Fontgombault untuk ikut serta dalam misa chrismale. Ohh yah l’abbaye itu tidak jauh dari Le Blanc.
P. Patrick sudah memberikan jadual misa selama pekan suci. Minggu paskah saya diberi kesempatan untuk memimpin misa di pusat paroki le Blanc serta memimpin jalan salib dengan stasi-stasi jalan salib yang ditawarkan oleh Paus Yohanes Paulus II. Akhirnya selamat merayakan suka cita iman dalam pekan suci ini. Semoga Tuhan Yesus dan Bunda Hati Kudus melindungi kita semua dalam berbagai pelayanan misi tanpa batas selama pekan suci. AMIN

Le Blanc, 10 April 2017
Yongki wawo, msc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug