Langsung ke konten utama

KUNJUNGAN KELUARGA DI SALAH SATU DAERAH DI PERANCIS TENGAH

Sebelum kembali ke Le Blanc, saya diajak oleh keluarga itu ke taman bunga besar yang digarap oleh ibu keluarga yang sudah berumur  88 tahun. Dia jalankan itu penuh semangat. Bunga yang tampak dalam gambar sudah berumur 30-an tahun."Itu saya yang tanam", katanya kepadaku. "Yang menikmati bunga, dan mereka yang menanam beda rasa bahagianya. Yang menanam bunga rasa bahagianya dua kali lipat." kataku kepadanya. Dia mengiyakannya. Memang lahan untuk taman bunga begitu besar. Setiap hari Sabtu dia bawa ke gereja paroki Le Blanc untuk dijadikan hiasan altar dan patung-patung. "Kamu lihat kan? Bunga-bunga yang ada di gereja waktu paskah semuanya saya petik dari kebun ini, katanya menutup percakapan kami. Yahh keluarga itu memang sungguh keluarga katolik yang setia. Anak-anak mereka walaupun bekerja di Paris tetapi setiap akhir pekan kembali ke kastil itu untuk bersama-sama dengan orang mereka menghadiri misa di gereja paroki Le Blanc. Mereka tidak hanya hadir tetapi menggerakan koor paroki. Terima kasih atas kesaksian hidup keluarga yang turut membuat saya terus berkeyakinan bahwa ROH KUDUS selalu berkarya atas gereja dalam berbagai cara sehingga GEREJA di Perancis tetap hidup walau dikepung oleh semangat zaman indifferentisme dan antiinstitusi.

Suatu waktu ketika perayaan Paskah 2017, saya diundang oleh sebuah keluarga aristokrat untuk makan siang bersama keluarga mereka. Kebetulan Rene Pascal berulang tahun pada hari itu.

Bermisi di Perancis menjadi sebuah momen bagi saya untuk mengenal banyak orang dari berbagai kalangan. Tampak dalam foto saya berkesempatan mengunjungi sebuah keluarga di daerah Perancis Tengah. Kehangatan dan keramahtamaan keluarga itu atas salah satu cara membuat saya merasa bahwa begitu banyak dukungan dari umat beriman, termasuk di daerah Perancis.

Keramah-tamahan keluarga itu menyambut saya ditambah dengan cuaca cerah musim semi membuat hati begitu gembira. Apalagi kunjungan keluarga di rumah itu terjadi pada saat hari raya paskah 2017 dan seorang anak mereka "RENE PASCAL" berulang tahun. Ada banyak canda dan tawa menghiasi pertemuan kami pada hari paskah 2017.

Le Christ est ressuscité! Alléluia!


YANG  menarik bagi saya adalah ibu keluarga di rumah ini yang begitu bersemangat bercerita mengenai kehidupan mereka. Sebagaimana dalam gambar, keluarga ini bukanlah keluarga biasa. Mereka adalah keturunan aristokrat. Sehingga tidak heran mereka mendiami kastil atau istana sebagaimana tampak dalam gambar. Lewat ibu keluarga itu saya bisa mengetahui atau membedahkan seseorang berasal dari kalangan aristokrat atau tidak.  Ternyata ada lambang-lambang tertentu pada cincin keluarga aristokrat. Ibu keluarga itu menunjuk kepada saya cincinya. Dia yang juga berasal dari keluarga aristokrat menikah dengan suaminya yang juga berasal dari kalangan aristokrat.

Seorang anak mereka sebagaimana tampak dalam gambar pernah mengemban usaha bisnis di Indonesia. Saat ini dia menggeluti salah satu bisnis asuransi untuk perusahan-perusahan besar. Misalnya assuransi resiko kebakaran dan lain-lain. Yang menarik bagi saya adalah bahwa nama perusahan si anaknya itu diambil dari bahasa Indonesia yakni" ISTANA BERRY". Berry adalah nama kawasan di daerah Perancis Tengah.

Sebagaiamana keluarga-keluarga kerajaan pada umumnya, keluarga aristokrat ini memiliki kuda untuk mengisi waktu luang. Yang menarik adalah karena kuda ini adalah satu-satunya yang masih tertinggal, maka mereka meminjang kuda lain untuk sekadar menemai kuda itu. Hari Paskah 2017 saya habiskan siang sampai sore di rumah keluarga itu sambil mendengar kisah dan saling berbagai cerita di antara kami, plus kunjungan ke berbagai sudut kastil itu dan di area sekitarnya, termasuk kandang-kandang kuda, dan lain sebagainya. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug