Langsung ke konten utama

KEKAYAAN SPIRITUAL DI DAERAH LE BLANC-Perancis Tengah


Kota tua Le Blanc, foto diambil pada bulan April 2017-musim semi


Saya bersyukur bisa menjalankan kegiatan le stage di paroki Le Blanc yang pastor parokinya sungguh-sungguh mau berbagi pengalaman pastoralnya, termasuk kisah-kisah gereja pada zaman silam di daerah itu. Di daerah Le Blanc saya jumpai aneka kekayaan gereja. Dalam Tulisan ini saya ingin membagikan pengalaman selama kurang lebih dua minggu di daerah Le Blanc;
1.    Di paroki itu ada biara-biara yang merupakan pusat spiritualitas. Misalnya biara benediktin yang anggotanya masih sangat aktif dalam menghidupi semangat “ora et labora” (L'Abbaye Notre Dame de fontgombault).
2.    Pendiri tarekat Congrégation des Filles de la Croix (Santa Jeanne-Élisabeth Bichier des Ages) lahir di kota Le Blanc, pada 5 juillet 1773. Pada hari yang sama, dia langsung dibabtis di gereja St. Genitour. Tidak heran para suster dari tarekat ini menjadikan kota dan gereja paroki Le Blanc sebagai tempat « ziarah » bagi tarekat mereka. Saat ini, tarekat itu memiliki 600 anggota yang tersebar di berbagai negara: Argentina, Brazil, Burkina Faso sejak tahun 1996, Kanada, Pantai Gading, Spanyol, Perancis, Italia, Thailand sejak 2009, dan Uruguay.
3.    Di daerah teritorial paroki Le Blanc juga bisa dijumpai komunitas L’Institut des petites sœurs Disciples de L’Agneau. Komunitas para suster ini didirikan pada tahun 1985 dan diakui secara kanonik pada tahun 1990 sebagai Association publique oleh uskup agung Tours. Komunitas ini juga menetap atau Installée di  Blanc sejak 1995 dan mengabdikan diri dalam hidup kontemplatif. Yang menarik adalah bahwa komunitas suster ini menerima juga panggilan bagi para wanita syndrome de Down atau berkebutuhan khusus. Mereka mengikuti "jalan kecil" St Teresa. Hidup sederhana mereka diliputi semangat doa, kerja dan pengorbanan. Bersama-sama, para suster mengerjakan tugas-tugas manual kecil bagi para suster berkebutuhan khusus demi perkembangan mereka, termasuk Adoration dan Rosario disesuaikan dengan ritme dan kemampuan mereka.
4.    Tak dapat dipungkiri juga bahwa di daerah Le Blanc secara khusus desa Ruffec, misalnya bisa dijumpai juga dua komunitas integrist. Mereka tidak mengakui konsili vatikan II. Adalah Mgr Lefebvre, setelah Vatikan II, mendirikan Perhimpunan Gembala St Pius X di Keuskupan Freiburg pada tahun 1970. Ia juga mendirikan pada tahun 1971 seminari untuk mendidik imam masa depan dalam tradisi katolik yang benar. Seminari itu terletak di kanton Valais di Swiss. Saat ini biasa disebut seminari Ecône. Ajaran Society of St Pius X adalah: Konsili Vatikan II tidak setia terhadap tradisi Gereja dan meninggalkan aspek fundamental dari agama Katolik. Oposisi mereka berfokus pada poin doktrin: kebebasan beragama, ekumenisme, konsep Tradisi, hubungan gereja dan negara. Mereka juga menolak liturgi Paulus VI yang dianggap sesat. Di Perancis, Society of St Pius X memiliki 110 imam, 60 frater Perancis, 36 bruder, 20 Oblat, 80 suster, 35 prior, 170 Misa setiap hari Minggu dan pusat-pusat dilayani 40.000 setia. Di Jerman, hanya ada 10.000 dari 25 juta umat Katolik Jerman.
5.    Hal lain yang saya jumpai di daerah ini adalah bahwa pada saat perayaan-perayaan besar seperti paskah banyak umat yang hadir dalam  misa. Daerah yang indah itu merupakan tempat tujuan wisata domestic. Tidak heran, orang-orang yang bekerja di Paris biasa menghabiskan masa liburan di daerah itu yang terkenal dengan keindahan alam dan aliran sungai Creuse. SAYA sendiri diundang oleh beberapa keluarga yang anak-anaknya tinggal di luar Le Blanc namun pada saat libur datang ke tempat itu.
6.    Yang menggerakan koor di paroki itu adalah keluarga aristoktrat. Saya tidak tahu sebelumnya. Saya baru tahu setelah datang ke kastil-kastil mereka karena diundung untuk makan malam atau pun siang.
7.    Secara statistic, mereka yang diminta dipermandikan pada pada perayaan paskah tahun ini untuk semua Perancis berjumlah 3000-an orang. Untuk paroki Le Blanc, pada hari paskah ada permandian 4 bayi. Syukur kepada Allah bahwa masih ada yang mau minta dipermandikan.
8.    Walaupun kesibukan paskah berakhir, namun toh hari-hari biasa tetap ada kesibukan pastoral. Harapan hidup orang Perancis begitu tinggi. Yang berumur 90-an tahun begitu banyak di rumah-rumah jompo. Tidak heran orang meninggal dalam usia tersebut begitu banyak. Di paroki le Blanc ada kurang lebih 5 buah rumah jompo. Oleh karena itu, hampir setiap minggu ada orang meninggal. Kebanyakan ada ibadah untuk orang meninggal di gereja. Itu semua butuh waktu. Misalnya persiapan ibadah pelepasan jenasah bersama dengan keluarga yang meninggal. Gaya pastoral di sini memang sangat lain. Di sini kalau ada orang meninggal, biasanya keluarga orang yang meninggal itu datang ke pastoran. Dibuat janji ketemu dan lain-lain. Kemudian menetapkan bersama ibadah pelepasan jenasah. Semuanya dalam semangat komunikasi. Baru saja satu keluarga datang ke pastoran untuk meminta ibadah penguburan besok untuk ibu mereka. Pastor Patrik dan saya menerima mereka dan bersama bercerita mengenai kisah ibu mereka yang meninggal serta bacaan-bacaan kitab suci yang diminta.
9.    Akhirnya saya ucapakan selamat menikmati masa-masa dalam oktaf paskah ini. Tuhan Yesus memberkati kita semua. AMIN

Ametur
Yongki wawo, msc
Le Blanc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug