Langsung ke konten utama

La messe Chrismale di Perancis



Basilika Issoudun-Perancis

Altar Basilika Issoudun


Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap tahun diadakan la messe chrismale. Pada kesempatan agung ini uskup memberkati minyak-minyak suci (les huiles saintes et consacre le Saint Chrême). Minyak-minyak itu digunakan untuk pembabtisan pada saat paskah dan sepanjang tahun (les baptêmes de Pâques puis tout au long de l’année pour les sacrements du baptême) juga minyak krisma (la confirmation) dan minyak tahbisan suci (l’ordre).  Para imam dan diakon pada kesempatan la messe chrismale membaharui janji-janji imamat (promesses sacerdotales) untuk selalu hidup bersatu erat mesrah dengan Tuhan Yesus, menyerupai-NYA, selalu setia dalam pelayanan-pelayanan dan merayakan sakramen-sakramen, serta mewartakan Sabda Allah dalam semangat cinta kasih.
Untuk kedua kalinya saya berpartisapasi dalam la messe chrismale di Perancis. Tahun lalu saya rayakan di katedral keuskupan Moulins. Maklum saat itu saya belajar Bahasa Perancis di Vichy yang merupakan bagian dari keuskupan itu. Waktu itu saya masih berstatus sebagai daikon sehingga pada bagian janji-janji  imamat saya saya tidak ikut serta. Hari ini saya ikut serta dalam janji-janji imamat, bersama ratusan imam keuskupan agung Bourges di Basilica Issoudun.

Misa chrismale untuk keuskupan agung Bourges kali ini berlangsung di Basilika Issoudun. Mengapa demikian ? Secara geografis letak Issoudun memang persis di tengah-tengah keuskupan agung Bourges, antara Bourges dan Chateroux. Sehingga sangat praktis. Apalagi ada banyak ruangan untuk kegiatan sehari penuh. Ada ruangan untuk rekoleksi para pastor, ada restoran yang bisa manampung ratusan orang, serta ada basilika yang bisa menampung ratusan imam serta umat. Oleh karena itu, Issoudun menjadi salah satu tempat favorit keuskupan agung Bourges untuk berbagai kegiatan termasuk la messe chrismale.

Pada hari Selasa pagi, 11 April 2017, abas l'abbaye bénédictine Notre-Dame de Fontgombault datang dengan mobilnya ke arah pastoran Le Blanc. Tujuannya adalah untuk menjemput pastor Patrick, pastor Pierre dan saya untuk berangkat bersama-sama ke arah Issoudun (100 km)- untuk ikut serta dalam kegiatan sehari keuskupan agung Bourges di Issoudun termasuk misa chrismale. Kami tiba tepat waktu di Issoudun. Kegiatan selama sehari di Issoudun diawali dengan doa brevir pagi bersama, kata sambutan dari uskup agung Bourges, dan selanjutnya pemaparan bahan refleski dari seorang biarawan Le frère de Petit Jésus. Mereka menghidupi spiritualitas Charles de Foucauld, yang dalam liturgi gerejani diperingati setiap tanggal 1 Desember. Pemaparan materi dari biarawan itu berkisah mengenai hidup Charles de Foucauld, yang dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama sampai sebelum jam makan siang. Sesi kedua dilanjutkan setelah siesta, pukul 15.00. Secara garis besar beberapa poin yang ditekankan oleh pembawa materi :

Charles de Foucauld adalah seorang kudus yang benar-benar ingin membangun relasi dengan Tuhan dan sesama. Itulah caranya « berada » di tengah-tengah dunia (une manière d’etre dans le monde). Bagaimana cara berada di dunia menurut Charles de Foucauld?
1.  Pergi bertemu dengan orang-orang yang jauh dan berbeda : sebuah misi universal untuk semua orang dan semua tempat.
2.  Melihat dunia bukan sebagai tempat yang berbahaya, tetapi sebagai tempat di mana kita dapat bertemu TUHAN.
3.  Mendengar Allah yang berbicara, tetapi juga membiarkan diri menyapa orang lain.
4.  Mewartakan injil dengan sikap « dialog », dialog kasih. Dalam point ini dia tekankan mengenai : mengikis habis semangat militant yang berlebihan, mengakui nilai agama lain, « sa partie de vérité »/ kebenarannya, masuk dalam relasi resiprok (sejarah orang kudus itu di Taghaichat), kata terakhir adalah kita semua adalah bagian dari Allah (appartient à Dieu).
5.  Menghidupi dan membawa injil dalam semangat kelembutan (la tendresse).
6.  »Di atas semuanya adalah melihat dalam diri semua orang sebagai saudara. » Itulah kata-kata andalah Charles de Foucauld. « Surtout, voir en tout humain en frère. »

Setelah pemaparan materi kedua pada sore hari, kami dibagi dalam kelompok-kelompok oleh pastor vicar general untuk bersharing bersama. Pertanyaan penuntun adalah:
1.  Apa yang menarik dari bahan-bahan yang diberikan?
2.  Pada bagian mana saya tidak setuju?
3.  Pada bagian mana yang tampaknya berharga bagiku?
Setelah sharing selama kurang lebih satu jam, kami kembali ke ruangan untuk mendengar pengumuman-pengumuman penting dari pihak keuskupan, pengumuman dari uskup menganai pengangkatan vicar general yang baru, serta pengumuman dari komisi-komisi, teristimewa dari komisi kepemudaan yang memiliki rencana untuk kegiatan jalan kaki dari desa ke desa di keuskupan Bourges bersama dengan anak muda. Yang menarik juga adalah mengenai « tanya kabar dan beri kabar ». Uskup melemparkan pertanyaan mengenai kabar para imam tua yang tidak sempat hadir karena kondisi kesehatan. Masing-masing rekan imam yang tau keberadaan dan keadaan para pastor tua yang sakit memberi informasi secara singkat. Yah itulah “persaudaraan”, senasib dan sepenanggung dengan saudara-saudara yang sakit.

Setelah itu diadakan misa di basilica Issoudun. Misa chrismale sore hari berlangsung sangat baik, karena sungguh dipersiapkan oleh pastor Daniel Augie, MSC dan pastor Patrick, pr. Mereka berdua berperan sebagai ceremonier.
Hadir dalam misa ratusan umat, ratusan imam, beberapa frater, suster, uskup emeritus, serta uskup aktual. Br. Simon, MSC memimpin lagu-lagu dengan baik. Pemberkatan berbagai minyak juga dijalankan dengan baik pula. Yang menarik adalah ada juga janji akolit untuk seorang calon imam, yang masih sangat muda. Dia akan ditahbiskan menjadi daikon tahun depan, dan kini sedang studi di Roma. Semoga panggilan menjadi imam tetap ada di tanah Perancis. Setelah misa masing-masing kembali ke parokinya. Saya kembali ke Le Blanc dengan mobil yang sama dengan abas, pastor Patrick dan pastor Pierre. Terima kasih atas pengalaman indah hari ini. Tuhan memberkati.

Le Blanc, 11 April 2017
Yongki wawo, msc


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug