Langsung ke konten utama

Kado Sebelum Natal 2016


Pastoran Paroki St. Cyrl Issoudun

Hari ini pastor paroki St. Cyrl Issoudun mengundang komunitas MSC Issoudun untuk makan siang bersama menjelang natal di pastoran paroki . Hadir juga dalam acara makan siang itu, vicaris general keuskupan Bourges serta seorang diakon paroki St. Cyrl dan istrinya. Sudah menjadi kebiasaan setiap tahun ada makan siang bersama menjelang natal di pastoran itu. Makanan yang enak-enak itu disiapkan oleh pastor paroki. Dia pintar memasak. Dia mengucapakan selamat datang dan dengan hangat melayani makanan dan minuman yang melimpah. Saya berbisik kepada pastor Hans Kwakman yang duduk di sampingku: “Saya tidak mau minum terlalu banyak anggur”. Pastor Hans dengan semangat “bakusedu”nya mengatakan tidak apa-apa nanti kalau agak pusing, kami pikul pulang ke komunitas heheheh….Kalau acara pesta begitu di depan masing-masing orang ada tiga gelas. Masing-masing gelas mewakili masing-masing isi minuman, anggur putih, anggur merah, air putih, dan masih ada satu gelas kecil untuk kopi.
Dalam acara makan, Vicaris General bertanya kepada Martin, Sebastian, dan saya mengenai kegiatan studi di Angers. Kami bergantian bercerita mengenai pengalaman kami. Ibu istri diakon berkomentar, “yahhh…daerah Issoudun memang beda dengan Angers. Umat di Issoudun tidak sebanyak dan se-semangat umat Angers. Bahkan sejak zaman pastor Jules Chevalier hingga saat ini belum ada pertobatan orang Issoudun.
Setelah makan siang dan beres-beres perlengkapan makan, pastor paroki mengajak Martin, Sebastian dan saya untuk bercerita mengenai situasi pastoral paroki St.Cryl Issoudun. Dia rumah pastoran yang besar itu kami menjumpai 4 orang ibu yang menangani berbagai kegiatan. Ada yang menangani katekese anak-anak, orang dewasa, dan juga seorang sekretaris paroki. Lama kami bercerita. Maklum di paroki itulah nantinya kami akan menggantikannya. Lumayan kami bisa mengetahui cerita seorang pastor paroki yang sudah makan garam dalam dunia pelayanan pastoral di Perancis. Maklum gaya pastoral paroki di Perancis memang beda sekali dengan cara berpastoral di negara-negara Asia.
Kami pulang pukul 16:00 ke arah komunitas  MSC Issoudun. Saya mengajak Sebastian untuk mampir di gereja St. Cyrl untuk melihat kandang natal yang menjadi buah bibir sepanjang 3 hari di komunitas Issoudun. Katanya unik, terbuat dari akar pohon. Benar juga ternyata unik. Kami menjumpai seorang ibu yang sedang beres-beres di kandang natal yang terbuat dari akar pohon itu. Kami tidak berlama-lama di gereja itu.  Langsung saja kami mengayunkan langkah keluar dari gereja itu dan menuju komunitas MSC Issoudun. Saya istirahat sejenak sebelum mengikuti doa rosario pukul 17 :00 yang dipimpin oleh pastor Daniel. Dalam doa Rosario, pastor Daniel meminta saya untuk membaca Injil. Setelah doa rosario, saya kembali ke kamar. Pastor Daniel mengajak saya untuk ikut bersamanya mengunjungi seorang suster oma yang sedang dirawat di rumah sakit. Rumah sakit itu letaknya tidak jauh dari komunitas MSC Issodun, tapi kami menggunakan mobil karena hari sudah mulai gelap dan rasa dingin. Suster Michelle, PBHK nama suster itu. Dia merasa sangat senang. Dia merasa sehat. Sebelum pulang kami berdoa bersama. Pastor Daniel meminta saya memberikan berkat kepada suster itu. Setelah itu kami kembali ke komunitas MSC Issoudun.
Saat kami tiba di komunitas, kami menjumpai Martin membuat hiasan natal di ruang rekreasi. Saya membantunya sejenak. Dia meminta komentar. Saya bilang:”OK bro…”. Saya melihat ada kain batik halus. Saya bilang itu dari Indonesia bro….
Pastor Daniel lalu menghampiri kami dan memberikan buku keuskupan agung Bourges. Nama kami sudah tercantum di buku keuskupan itu, lengkap ada foto dan alamatnya. Buku itu diberi judul “Eglise Catholique en Berry Diocèse de Bourges Annuaire 2017 ». Terima kasih ya Tuhan untuk pengalaman indah pada hari ini. Saya belajar banyak dari figure-figur luar biasa. Semangat berpastoral, kreatifitas, bagi waktu bagi orang lain, dll dari orang-orang yang saya jumpai hari ini. Bagi saya ini adalah kado yang saya terima sebelum natal di Issoudun. Tuhan memberkati kita semua. AMIN

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug