Langsung ke konten utama

NATAL DI PERANCIS



MINGGU depan kita memasuki masa advent. Saya jadi ingat Manado. Biasanya di Manado, lagu-lagu natal sudah diputar sejak bulan September lalu. Mikro-mikro, tempat jual kaset, pusat perbelanjaan (mall) sangat bising dengan lagu-lagu natal yang memekakan telinga, karena diputar dengan volume tinggi. Pokoknya Suasana menjelang natal dan natal  di Manado sangat luar biasa.
Kalau di Perancis tidak seperti di Manado. Sangat beda. Tidak ada music lagu natal yang bising. Yang nampak hanyalah lampu2 natal, gambar dan patung santa claus di jalan-jalan. Kalau soal makan minum, tidak seperti di Manado. Di sini yang ada makan malam bersama pada tanggal 24 Desember malam setelah misa (Le réveillon de Noël). Dan juga makan malam bersama pada malam 31 Desember (Le réveillon de la Saint-Sylvestre ou le réveillon du Jour de l'an). Tentunya full dengan anggur dan champaign serta coklat. Sampai rasa sedikit pusing, hehehe…
Pada hari Minggu tanggal 3 Januari, pada hari Minggu Epifani dalam acara makan ada kukis special. Orang di sini  sebut Galette des Rois. Bagi yang dapat bagian gallet yang di dalamnya ada penanda “raja” maka dia diberi mahkota raja. Kebetulan waktu makan tanggal 3 Januari lalu di Issoudun, di bagian kukis saya ada benda penunjuk “raja”, saya pun mengenakana mahkota raja selama acara makan berlangsung..Hehehehe…
          Tahun lalu, pada tanggal 24 Desember  malam, saya misa malam natal di Gereja Ambrault dan Vatan bersama dengan P. Jean Claude, P. Sebastian dan P. Martin. Setelah itu saya kembali ke komunitas Issoudun untuk merayakan natal bersama anggota komunitas Issoudun. Kami makan bersama pada pukul 22:30 waktu Perancis. Setelah makan P. Martin dan P. Sebastian (dua pastor msc asal India) menyanyi lagu natal dalam bahasa TAMIL-India, selanjutnya saya dan P. Hans Kwakman, msc menyanyi lagu MALAM KUDUS. Penekanan liturgy di keuskupan Bourges dalam misa natal saat itu sungguh sejalan dengan semangat Paus Fransiskus mengenai  Jubile Luar biasa Belas Kasihan atau Tahun Kudus yang dimulai pada Desember 8, 2015 lalu .  “Je suis la porte, qui passe par moi sera sauve…par la misericorde du PereJesus Christ est le visage de la misericorde du Pere.”
Pada tanggal 29 Desember 2015 saya mengurus perpanjangan visa di Chateroux bersama dengan P. Daniel Augie, MSC. Hari itu juga ada perpisahan dengan P. Frappa, msc. Pastor yang sudah berumur 90 tahun ini, pergi bertugas di komunitas suster-suster tua di Issoudun. Kami minum anggur special pada makan siang. Dia mengucapkan kata-kata perpisahan di ruang minum. Saya sangat tersentuh dengan kesederhanaannya. Setelah minum kopi siang, saya diajak oleh P.Daniel untuk sedikit menyusun anggur di ruang bawa tanah. Ketika kembali ke kamar, saya masih sempat singgah di kamar P, Frappa. P. Frappa menyerahkan beberapa lember keretas kepada P, Daniel. Ketika saya tanya kepada P, Daniel, apa itu? P. Daniel mengatakan bahwa itu adalah pesan-pesan atau wasiat dari P. Frappa. Seperti siapa-siapa yang perlu dihubungi kalau dia meninggal dll. Saya sangat tersentuh. Dan saya berkata kepada P. Daniel, saya sedih melihatnya…biarpun sudah tua masih mau berkarya di komunitas suster-suster……
Pada tanggal 31 Desember malam komunitas Issoudun mengadakan pesta malam tahun baru. Didahului dengan doa bersama di crypt P. Chevalier pada pukul 08:30 malam dan setelah itu kami makan bersama. Kami menikmati malam tahun baru. Saya menghibur para konfraterku dengan bernyanyi dan bermain gitar sesuai dengan kemampuanku. Tak ada rotan, akar pun jadi. Seru juga….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug