Langsung ke konten utama

TIDAK HANYA HUT TAPI JUGA NAMA SANTO PELINDUNG DIRAYAKAN DALAM PESTA....



SETIAP tanggal 28 Oktober negaraku merayakan peringatan Sumpah Pemuda. Sempat terlintas dalam pikiranku ketika masih di Manado, saya dan teman-teman angkatan stf-sp menyelenggarakan peringatan sumpah pemuda dengan aneka kegiatan pageleran seni. Waktu itu si Yani Dou menari jai bersama dengan si Maria Bagi. Duo-Made putra Tolai menari tarian Bali dengan penuh semangat….begitulah kenangan masa lalu yang tak pernah terlupakan. Waktu itu saya ingat…yang paling sibuk adalah si Aba putra Beteleme. Maklum dia adalah sang sutradaranya….heheheh ,,,,,iya kan Aba??

Sejenak bernostalgia lebih jauh mengenai 28 Oktober, saya ingat waktu di Seminari menengah di Flores, saya sempat mewakili teman-teman kelas 3 ips untuk membawakan pidato bahasa Inggris. Waktu itu saya tidak percaya diri tampil di depan banyak orang. Oleh karena itu saya merasa gugup sekali..jadi tidak kosentrasi membawakan pidato,,,,heheh ,,jadi kalah dehhhh….
Kok jadi ingat masa lalu sieee…hmmm balik lagi ke hari ini dehh…

Pada tanggal 28 Oktober 2015 lalu,  saya lalui semua kegiatan harian seperti biasanya. Pada pukul 9:30 saya, martin, Sebastian, dan Pastor Daniel mengatur bangku Gereja Basilika bagian belakang. Beberapa bangku di belakang dikosongkan dan dipindahkan ke dekat kapala st. yoseph agar bisa dipakai oleh para peziarah pada musim dingin. Setelah itu, kami pergi ke Bank di Issoudun untuk mengambil kartu bank atas nama si Sebastian untuk keperluan kami bertiga (saya, Sebastian, dan martin) saat studi di Vichy nanti. Setelah itu kami ke tempat reparasi jam tangan untuk mengambil jam tangan yang diberikan oleh pastor Daniel untuk saya. beberapa hari lalu jam tangan bermerk BAYARD PARI  itu dibawa ke tempat reparasi karena tidak berfungsi dengan baik. Sekarang sudah ok…kata pastor Daniel, jam tangan itu adalah milik saudaranya yang sudah meninggal…wee kenangan indah dari kakaknya kok diberikan kepada saya….begitulah sesame konfrater. Jadi rasa seperti saudara sendiri…
Setelah itu, kami misa harian. Hari ini adalah pesta St. Simon dan Yudas. Kebetulan salah satu bruder di sini bernama Simon. Setelah misa dilanjutkan dengan makan siang. Pada siang hari ini saya untuk pertama kalinya makan daging kanguru….daging impor dari Australia…..acara makan siang dilalui dengan makan pesta. SAYA baru tahu, ternyata di Perancis pesta juga dibuat untuk santo pelindung orang yang ada dalam komunitas. Karena di komunitas ada yang bernama Simon kami pun berpesta dengan minum anggur special. Weeee…..beda dengan di Indonesia.

Pada sore hari setelah doa rosario, saya, Sebastian, dan Martin mengikuti les bahasa perancis yang dibawakan oleh Mr. Christian. Dia mengucapkan “bon courage” kepada kami ketika menghakhiri les bahasa perancis untuk member dukungan kepada kami yang akan belajar secara formal bahasa perancis di vichy. Terima kasih Mr. Christian atas bantuannya selama ini. Sebelum pulang rumah, dia sempat menceritakan sedikit mengenai kota vichy. Dia bilang di vichy itu sangat terkenal dengan spa….weeee..kotanya sangat indah…tres jolie…dll….

Malam hari kami makan malam….setalah makan, saya, martin, dan Sebastian sempat jalan ke depan basilica. Di depan basilica tampak sangat bising karena ada kegiatan pasar mingguan. sekarang  adalah pekan liburan…jadi banyak anak-anak muda yang bermain segala wahana permainan yang disiapkan pihak pebisnis. Setelah sejenak melihat2 di depan basilica, kami pun pulang ke biara. Saya sempat nonton tv sejenak. Senangnya karena salah satu chanel tv di sini pada malam hari ini juga menyiarkan tentang joki anak-anak di pulau Sumbawa. Seruuu sekali…..ada satu bapak dalam wawancara bilang” patah-patah….itu resiko…aduhhhhh….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TANDA-TANDA KEHADIRAN ALLAH DALAM HIDUP: SEBUAH PERMENUNGAN!

Saya yakin bahwa tidak seorang pun dari kita yang pernah melihat Tuhan. Ketika seseorang berkata, " Saya percaya kepada Tuhan ," dia tidak mengatakan bahwa dia memiliki bukti keberadaan Tuhan, tetapi bahwa dia memiliki iman kepadaNya. Kata " iman " berarti "percaya." Orang-orang yang percaya adalah orang-orang yang bersatu dengan Tuhan. Mereka mengalami kehadiranNya dalam hidup mereka. Mereka tidak percaya pada transendensi sederhana, atau energi, kekuatan yang tak terlihat ... tetapi mereka percaya kepada SESEORANG yang berbicara kepada mereka secara pribadi, melalui peristiwa-peristiwa hidup mereka, dalam pengalaman batin mereka. Tuhan sering dilambangkan dengan cahaya. Seperti matahari, yang tidak bisa saya tatap secara langsung, tetapi yang menerangi apa yang mengelilingi saya, Tuhan, yang tidak saya lihat, menerangi keberadaan saya dengan memberi saya "tanda-tanda" kehadiran-Nya.  Sejak awal, Tuhan berbicara kepada manusia

MENGENAL TAREKAT RGS-ANGERS

Pada hari ini, 15 Desember 2016, kami makan siang di rumah biara tempat lahirnya tarekat Kongregasi Bunda Pengasih Gembala Baik ( juga dikenal sebagai Good Shepherd Sisters – RGS ). Letaknya tidak jauh dari pastoran Santo Yoseph Angers. Pastor Gilles Crand, Pr mengantar P. Sebastian, P. Martin dan saya untuk makan siang di rumah biara yang besar itu . Komunitas itu hanya dihuni oleh 12 orang suster dari berbagai negara, yakni: India, Irlandia, Swiss, Peru, Costarika, Colombia, dan Perancis. Walaupun di biara pusatnya itu hanya dihuni oleh 12 suster, namun tarekat yang lahir di kota Angers itu, sudah menyebar di berbagai negara di dunia. Saya bertanya kepada salah satu suster asal India yang bertugas di situ mengenai jumlah anggota di seluruh dunia.   Dia mengatakan bahwa   kongregasi internasional dalam Gereja Katolik Roma itu, dulu anggotanya hampir 10,000 orang di dunia. Saat ini kira-kira hampir 4.000 hadir di 72 negara di lima benua, termasuk di Indonesia. Kongregasi

SEORANG DUDA BISA MENJADI IMAM?

P. de Vaugelas adalah seorang pastor projo keuskupan agung Bourges-Perancis Tengah.   Dia sebelumnya adalah seorang bapa keluarga yang memiliki pekerjaan top di salah satu bank Amerika di Paris. Selama masa kerja dia sudah berkeliling dunia, termasuk Indonesia. Waktu luang pun dia pernah habiskan untuk masuk dalam sekolah special di Chateroux untuk menjadi pilot. Dia jalankan itu dengan baik, dan mampu menjadi pilot dalam masa belajar hanya dalam satu tahun saja. “Saya kalau mengemudi mobil, tangan selalu siap sedia di bagiaan rem tangan, dll. Itu semua karena saya terbiasa menjadi pilot,” katanya kepadaku saat kami kembali dari l’abbey Fontgombault pada awal bulan April 2017. Yang menarik buat saya adalah sejak istrinya meninggal dia banyak berefleksi untuk menjadi imam. Dalam usianya yang tidak lagi muda (69 tahun), dia tetap rendah hati untuk meminta bimbingan rohani, termasuk meminta bimbingan rohani kepada salah satu konfrater MSC di Issoudun, Alfred Bours, MSC. Dia jug